REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, tidak sepakat dengan adanya bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) atau bantuan langsung tunai (BLT) yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin sebagai kompensasi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) 2012.
Menurut Haryadi, BLSM tersebut justru akan menimbulkan gejolak baru di masyarakat. "Kita belum tahu skimnya seperti apa, kita baru akan diundang Wapres untuk sosialisasi itu Jumat besok, tetapi saya sendiri sebenarnya tidak sepakat," ujarnya saat ditemui di Balaikota Yogyakarta, Kamis (15/3).
Pemerintah pusat, kata Haryadi, harus mempertimbang banyak hal dalam penyaluran BLSM tersebut. Pasalnya, hal itu jelas akan berdampak pada daerah. "Apa pun bentuknya, semua aspek harus dipertimbangkan. Paling tidak mengacu pengalaman tahun lalu."
Meski begitu, Haryadi mengatakan akan berkoordinasi dengan wilayah termasuk camat dan lurah untuk hal tersebut. Koordinasi sendiri dilakukan setelah dirinya tahu pasti skim BLSM dari pemerintah pusat pada pertemuan Jumat ini.
Menurutnya, kenaikan harga BBM jelas akan berdampak besar pada masyarakat. Karena saat ini, belum juga dinaikkan, harga kebutuhan pokok di masyarakat sudah merambat naik. Karenanya kenaikan harga BBM dan BLSM menurutnya jelas akan menimbulkan gejolak baru di masyarakat.
Sementara itu, meski belum tahu secara pasti skema penyaluran BLSM, beberapa camat di Kota Yogyakarta siap mensukseskan program pemerintah itu. Camat Tegalrejo, Maryustion Tonang, mengatakan siap mengantisipasi berbagai hal terkait penyaluran BLSM tersebut. "Kita belum tahu skemanya, tetapi kita siap mengkondisikan masyarakat agar tetap kondusif," ujarnya.