REPUBLIKA.CO.ID, MALANG-- Berat badan ribuan bayi di bawah lima tahun di Kabupaten Malang, Jawa Timur, berada di "garis merah" atau di bawah bobot normal akibat kurangnya asupan gizi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, M Fauzi, mengakui, dari sekitar 210 ribu balita yang ada di daerah itu, sedikitnya 1.092 jiwa berat badannya berada di bawah "garis merah".

"Kondisi ini kami ketahui setelah adanya laporan dari pos layanan terpadu (posyandu) melalui kartu menuju sehat (KMS). Berat badan mereka jauh di bawah atau tidak sebanding dengan usianya," ucap Fauzi, menegaskan. Dari 1.092 balita yang mengalami berat badan di bawah garis merah itu, sebanyak 563 balita dari keluarga miskin (gakin). Namun, banyak faktor yang menyebabkan balita tersebut mengalami berat badan kurang, termasuk tingkat kesejahteraan orang tua yang minim dan pola asuh yang salah.

Balita yang berada di garis merah tersebut tidak disertai dengan penyakit lain, seperti tuberculosis, jantung, HIV/AIDS maupun berbagai jenis penyakit kronis lainnya. Jika mereka juga menderita penyakit lain sebagai penyerta, maka ancaman balita penderita gizi buruk makin besar.

Jumlah posyandu yang ada di Kabupaten Malang dan tersebar di 33 kecamatan yang ada di daerah itu mencapai 2.766, petugas kesehatan mencapai 13.840 orang yang ditambah dengan staf di 33 kecamatan. Sementara jumlah balita di daerah itu mencapai 209.866 jiwa.

Sebelumnya, Dinkes Kabupaten Malang merilis adanya 27 balita yang menderita gizi buruk, namun ke-27 balita tersebut tidak diikuti dengan penyakit penyerta. Jumlah penderita gizi buruk tersebut, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah penderita pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 penderita gizi buruk sebanyak 14 balita dan empat jiwa di antaranya meninggal.

Sedangkan yang mengalami gizi kurang pada tahun 2007 sebanyak 113 jiwa, tahun 2008 sebanyak 300 jiwa dan tahun 2009 ada lima penderita gizi buruk kronis jenis marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor.

Ikuti Whatsapp Channel Republika