Kamis 07 Apr 2011 18:34 WIB

Tak Miliki Biaya, Balita Tanpa Anus Belum Juga Dioperasi

REPUBLIKA.CO.ID,NEGARA--Orang tua Kadek Ayu Oktayanti (1,5), warga Dusun Yeh Mekecir, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Bali, sangat membutuhkan bantuan untuk biaya operasi pembuatan anus.

Made Sudiarsana (30) dan Ni Komang Ariani (27), orang tua Oktayanti saat ditemui di Jembrana, Kamis mengaku tidak mampu menanggung biaya operasi karena mereka hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

Saat lahir di Rumah Sakit Dharma Sentana, Negara pada 11 Oktober 2009, Oktayanti hanya dibuatkan lubang di bagian perut untuk membuang kotoran sisa pencernaan. "Pihak rumah sakit bilang, operasi pembuatan anus bisa dilakukan saat anak saya berumur 6 bulan sampai 1 tahun. Sekarang kan sudah saatnya operasi, tapi kami tidak punya biaya," kata Ni Komang Ariani.

Menurut dia, untuk biaya di RS Dharma Sentana saja ia sudah menghabiskan Rp 5.400.000 hasil dari pinjam kepada keluarganya. Meski tidak memiliki anus, pertumbuhan Oktayanti seperti layaknya anak-anak normal lainnya yang lincah dan ceria. Bocah itu hanya sering sakit, seperti panas dan batuk.

"Tapi kalau sakit, dikasih minum obat saja langsung sembuh," ujar Ariani yang didampingi suaminya. Baik Ariani maupun Sudiarsana mengatakan, mereka sangat ingin anaknya itu bisa menjalani operasi pembuatan anus.

"Katanya operasi hanya bisa dilakukan di rumah sakit di Denpasar, dan kami tidak punya biaya," kata Ariani. Ia mengungkapkan, dari kerja sebagai buruh serabutan, suaminya rata-rata mendapatkan penghasilan Rp30 ribu per hari yang hanya cukup dipakai hidup pas-pasan.

Sementara untuk operasi, dari konsultasi yang ia lakukan dengan pihak medis paling tidak membutuhkan biaya Rp6 juta.

Sementara Dinas Kesehatan Dan Kesos yang pernah mengunjungi Oktayanti hanya sekedar melihat tanpa ada tindak lanjut sampai saat ini. Demikian juga tindakan dari aparat di desanya.

"Saya mohon kepada pemerintah maupun dermawan untuk membantu biaya operasi anak saya ini. Kasihan dia, karena dari sisi pertumbuhan fisik dia normal," kata Ariani.

Sebagai warga Kabupaten Jembrana, mereka memiliki kartu Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ), namun tidak tahu apakah dengan kartu itu Oktayanti bisa dioperasi dengan gratis.

Kepala Dinas Kesehatan Dan Kesos Jembrana dr Putu Suasta, MKes saat dikonfirmasi mengatakan, persoalan biaya operasi anus tersebut tidak ada masalah. Menurutnya, dengan JKJ, Oktayanti akan mendapatkan pelayanan rawat inap sampai operasi di RSU Negara.

"Standar bantuan biaya dari JKJ untuk rawat inap di RSU Negara memang maksimal cuma Rp 1,2 juta, tapi kalau pasien tidak mampu bisa mengajukan permohonan bantuan ke Bupati," kata Suasta.

Jika RSU Negara tidak mampu menangani operasi pembuatan anus, Suasta memastikan, Oktayanti bisa dirujuk ke RS Sanglah dengan bantuan biaya dari JKJ. "Justru kalau dirujuk ke RS Sanglah, biaya yang diberi JKJ lebih besar yaitu maksimal Rp 10 juta," ujarnya.

Untuk melihat kondisi Oktayanti, tim dari Dinas Kesehatan Dan Kesos serta JKJ akan datang ke rumahnya, Jumat (8/4).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement