REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Fenomena alam berupa halo matahari muncul di langit Kota Padang, Sumatera Barat, pada Rabu sekitar pukul 11.00 WIB. Warga ramai-ramai keluar rumah untuk melihat penampakan matahari yang menarik karena tidak seperti biasanya itu.
Matahari yang bersinar cukup terik itu dikelilingi dua cincin pelangi. Seorang warga Tabing, Kota Padang, Iwan, mengaku, melihat halo matahari di langit kota itu kurang lebih 30 menit.
Ia merasa heran dan terkesan takjub melihat fenomena itu. "Di langit Kota Padang, matahari terlihat dikelilingi dua cincin pelangi," katanya di sela mengabadikan halo matahari itu menggunakan kamera.
Ia juga mengaku tidak merasa resah ketika melihat halo matahari karena fenomona itu bukan tanda-tanda bencana. "Fenomena halo matahari ini sudah tiga kali terjadi pada langit Kota Padang," kataya.
Ia mengaku selalu mengabadikan dengan kameranya setiap muncul halo matahari. "Hanya sekadar koleksi pribadi saja, halo matahari yang terjadi kali ini sangat aneh dimana ada dua cincin pelangi," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Ade Edwar, mengatakan, fenomena alam itu sudah tiga kali muncul di langit Kota Padang. "Kejadian pertama pada 21 Oktober 2010, lalu kedua terjadi pada 24 November 2010," katanya.
Ia mengatakan, fenomena alam itu sebagai hal biasa, berupa cahaya mengelilingi matahari yang merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer
"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan fenomena halo matahari karena merupakan peristiwa biasa dan sudah sering terjadi di Padang. Tidak ada kaitan halo matahari dengan prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan mengaitkannya dengan gempa," katanya.
Ia mengatakan, halo matahari bisa muncul karena pantulan partikel udara yang terkena pantulan sinar matahari. "Jadi tidak ada hubungannya dengan gempa. Ini dua fenomena alam yang berbeda," katanya. Masyarakat tidak perlu menggunakan kacamata khusus untuk melihat halo matahari.
"Sama seperti melihat matahari secara langsung, namun kalau dilihat terlalu lama akan silau," kata Ade Edwar yang juga Ketua Ahli Geologi Sumbar itu.