Ahad 17 Apr 2011 11:32 WIB

Daftar korban Kebrutalan TNI di Kebumen

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Djibril Muhammad
Bentrokan (ilustrasi)
Foto: Antara/Ibor
Bentrokan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN - Penolakan warga Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4) terkait wilayahnya yang akan dijadikan tempat latihan bagi TNI AD berujung bentrok. Korban dari Bentrokan tersebut kebanyakan dialami warga setempat.

Berikut adalah daftar nama para korban:

1. Surip Supangat (38), Kades Setrojenar, luka peluru karet di pantat.

2. Mustofa (65). Kakek ini muntah darah dan lebam karena dipukuli, kena popor, dan ditendang.

3. Aris Wahyudi (49), kena pukul dan popor.

4. Mulyanto (21), luka tembak di punggung.

5. Salwandi, luka tembak

6. Samsudin (26), luka pukul

7. Kusriyanto (29), luka tembak

8. Kasantri (19), patah tulang

9. Martijo (30), luka pukul

Seperti disampaikan oleh Direktur INDIPT (Institut Studi untuk Penguatan Masyarakat) Kebumen, Akhmad Murtajib, kepada Republika melalui email, para korban saat ini dirawat di Ruang Teratai, RSUD Kebumen. Pihak RS tidak memberikan keterangan selain berupaya memberikan pelayanan medis dengan baik. Daftar nama korban per Sabtu (16/4) hingga pukul 20.15 WIB.

sebelumnya, Markas TNI Angkatan Darat (AD) menegaskan bahwa pihaknya akan segera mengirim tim investigasi untuk menyelidiki secara menyeluruh insiden bentrokan antara prajurit TNI dengan sejumlah warga Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4).

"Ya segera kita kirim tim invetigasi ke sana untuk memastikan latar belakang dan penanganan di masa datang agar tidak terjadi lagi (insiden serupa-red.)," kata Kepala Dinas Penerangan Umum TNI-AD Kolonel Dedy Agus Purwoko kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.

Untuk sementara, penyelidikan dilakukan tim dari Kodam dan jajaran setempat sedangkan tim dari Mabes akan menyelidiki secara mendalam menyeluruh insiden tersebut, katanya. Sebelumnya, Dedy mengatakan, prajurit TNI-AD yang bentrok dengan sejumlah warga kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen itu hanya membela diri.

Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah persuasif dan prosedural untuk menghalau warga yang berunjuk rasa dan mencoba masuk ke dalam markas Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dilitbangad). "Namun mereka tidak menghiraukan dan bahkan terus merangsek ke dalam markas," katanya.

Dedy menuturkan, bentrokan dilatarbelakangi penolakan warga jika wilayahnya digunakan latihan Dislitbangad. "Kami sudah mengalah dengan memindahkan areal latihan. Namun, warga tetap menolak dan berunjuk rasa di depan markas," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement