Selasa 19 Apr 2011 20:05 WIB

Dua Sultan Kanoman Cirebon Beda Pendapat Soal Pemakaman Syarif

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Rencana pemakaman pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz Dzikra Mapolresta Cirebon, Mochammad Syarif, di kompleks Astana Gunung Jati, masih belum mendapat kepastian. Dua sultan di Keraton Kanoman Cirebon berbeda pendapat mengenai rencana tersebut.

Sultan Kanoman XII versi surat wasiat, Sultan Saladin, menyatakan menolak pemakaman Mochammad Syarif di Astana Gunung Jati. Tak hanya itu, pihaknya juga menolak jika jenazah bomber tersebut dishalatkan di Masjid Agung Kanoman.

Menurut Saladin, orang yang dimakamkan di Astana Gunung Jati harus memiliki prinsip kehidupan yang baik sesuai ajaran Sunan Gunung Jati. Sedangkan aksi bom bunuh diri yang dilakukan M Syarif, tidak diajarkan oleh Sunan Gunung Jati.

Selain itu, tambah Saladin, M Syarif tidak termasuk dalam kerabat Keraton Kanoman. Pasalnya, garis keturunan kesultanan yang dimiliki M Syarif hanya berasal dari ibunya, yakni Ratu Sri Mulat. Sedangkan ayahnya, Abdul Gofur, bukan keturunan keraton. "(karena ayahnya bukan keturunan keraton), maka anaknya tidak ada hubungan keraton," kata Saladin.