Selasa 19 Apr 2011 20:28 WIB

Komnas HAM Investigasi Kasus Kebrutalan TNI di Kebumen

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN - Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) menginvestigas awal atas kasus bentrok TNI dengan warga Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang mengakibatkan belasan orang luka. "Saat ini masih investigasi tahap awal, mencari data dan fakta peristiwa itu," kata Komisioner Komnas HAM, Kabul Supriyadhie, di Kebumen, Selasa (19/4).

Ia mengharapkan, bisa segera menyelesaikan investigasi itu untuk selanjutnya menjadi bahan sidang komisi tersebut. Hasil sidang, katanya, berupa rekomendasi kepada berbagai pihak terkait dengan peristiwa Sabtu (16/4) itu.

Bentrok TNI dengan warga setempat terkait dengan klaim atas kepemilikan lahan. Lokasi di kawasan Pantai Urut Sewu itu selama ini sebagai tempat latihan militer, namun beberapa areal juga dimanfaatkan warga setempat untuk bercocok tanam secara turun temurun. Pada kesempatan itu ia menyayangkan bentrok antara warga dengan TNI tersebut.

Apalagi, katanya, peristiwa itu hanya sekitar dua minggu pascapenandatanganan nota kesepahaman antara Komnas HAM dengan TNI AD terkait dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kepatuhan prajurit terhadap hukum HAM dan humaniter. Ia juga menyatakan target awal Komnas HAM untuk memulihkan rasa aman dan trauma masyarakat setelah peristiwa itu.

Selama di Kebumen, pihak Komnas HAM antara lain menemui beberapa warga dan Ketua Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS), Seniman, di Kantor Pusat Advokasi Kajian Hukum dan Demokrasi (Pakhis) Kebumen. Pihaknya menanyakan kepada mereka antara lain menyangkut masalah pertanahan di lokasi itu dan bentrok antara mereka dengan aparat.

Komnas HAM juga merencanakan bertemu dengan jajaran pimpinan daerah setempat. "Kami juga akan menemui Bupati, DPRD, dan Kapolres untuk membahas masalah ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement