REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA--Seorang mahasiswi Universitas Siliwangi (Unsil) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, hilang sejak dua pekan, keluarga khawatir menjadi korban penculikan jaringan Negara Islam Indonesia (NII). Ibu kandung mahasiswi Rita Esti Kurnia (19), Ny Harti (43) kepada wartawan, Kamis mengatakan anaknya hilang secara misterius, bahkan pihaknya sudah berupaya mencari anaknya namun tidak diketahui secara pasti keberadaannya.
Mahasiswi FKIP jurusan Bahasa Sastra Indonesia, Unsil warga Jalan Gunung Sabeulah, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya, kata Harti, dikabarkan pihak kampus tidak masuk kuliah sejak satu bulan. Kekhawatiran anaknya menjadi korban penculikan NII, kata Harti, setelah maraknya pemberitaan di media massa yang mengincar para korbannya mahasiswa. "Kami sekeluarga takut dibawa NII seperti yang sering diberitakan sekarang di TV," kata Harti.
Ia menjelaskan, Esti terakhir kali meninggalkan rumah, Kamis (14/4) pagi, tanpa pamitan atau memberitahukan kepergiaannya pada orang tua maupun saudaranya. Esti meninggalkan rumah dengan membawa sebuah tas wanita yang biasa digunakan untuk pergi kuliah, dan membawa tas berisi laptop serta pakaian, sejak itu tidak diketahui kabar keberadaannya.
Selain itu anaknya membawa uang Rp1,2 juta karena sebelumnya pernah meminta uang biaya kuliah dan untuk administrasi Ujian Tengah Semester (UTS). Sejak kehilangan itu, kata Harti, pernah mencoba menghubungi melalui telepon seluler, dan terhubung aktif. "Anehnya handphone yang ia bawa aktif, dan beberapa kali ditelepon tapi tidak pernah diangkat," kata Harti dengan raut muka cemas.
Sementara itu Ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unsil, Iis Lisnawati, mengatakan dalam catatan akademik mahasiswi tersebut tidak masuk kuliah sejak sebulan lalu, bahkan tidak ikut UTS. "Pihak kampus sendiri tidak mengetahui kemana perginya, selama ini tidak ada pemberitahuan dari keluarga Esti," katanya.
Salah seorang dosen Jurusan Bahasa Sastra Indonesia, Djodjo Nuryanto mengatakan terkahir kali melihat Esti pada kuliah akhir Maret 2011. Esti, kata Djojo, sempat dikeluarkan dari perkuliahannya karena tampak kurang serius saat mengikuti jam kuliahnya. "Saat itu, saya tidak pernah melihat lagi, bahkan tidak tahu kabarnya," kata Djojo menilai mahasiwanya tersebut pendiam.