REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Ketua Komisi Penanggulangan Aids Provinsi Nusa Tenggara Barat Soeharmanto, mengatakan tambang rakyat berpotensi menjadi daerah penyebaran HIV dan Aids. Pasalnya kawasan itu diduga juga menjadi lahan bagi wanita pekerja seks.
"Coba anda melihat kehidupan malam di lokasi tambang rakyat yang ada di Sekotong, Lombok Barat, seperti pasar malam. Laporan dari masyarakat peduli HIV Aids, wanita pekerja seks dari luar Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga beroperasi di tambang rakyat itu," katanya di Mataram, Senin (23/5).
Menurut dia, para penambang emas tradisional dikhawatirkan akan tergoda untuk melakukan hubungan seks bebas dengan wanita pekerja sek tanpa menggunakan alat pengaman seperti kondom. Terlebih lagi wanita pekerja seks tidak diketahui kondisi kesehatannya.
Soeharmanto menegaskan bahwa kaum laki-laki paling rentan terkena HIV dan AIDS, akibat tidak menggunakan kondom sebagai pengaman saat berhubungan sek secara bebas.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya akan berupaya untuk memberikan pendidikan dan pemahaman kepada para penambang emas tradisional tentang bahaya penyakit HIV dan AIDS serta bagaimana pencegahannya.
"Kalau tidak diberikan pemahaman yang kuat, dikahawatirkan para suami nantinya bisa membawa oleh-oleh penyakit berbahaya itu ke lingkungan keluarganya. Kasihan isteri dan anak-anaknya, bisa tertular penyakit penurunan kekebalan tubuh itu," ujarnya.
Ia mengatakan, selain memberikan pendidikan dan pemahaman tentang HIV Aids kepada para penambang emas tradisional pihaknya juga sudah melakukan upaya penyuluhan kepada para buruh proyek perbaikan jalan negara di Pulau Sumbawa.
Menurut dia, para pekerja yang sebagian besar berasal dari luar NTB tersebut, juga rentan terkena penyakit HIV Aids karena dikhawatirkan melakukan hubungan sek bebas di wilayah tambang rakyat itu.
"Kami tidak berburuk sangka. Tetapi kami mencoba untuk berupaya melakukan tindakan pencegahan sejak dini. Maklum mereka itu pekerja yang jauh dari isteri dan anak-anak. Dikhawatirkan iman mereka tidak kuat," ujarnya.
"Penyuluhan sudah kami berikan beberapa waktu lalu. Ada ratusan pekerja proyek yang dikumpulkan untuk diberikan pemahaman. Mudah-mudahan upaya pencegahan efektif, sehingga penyebaran HIV Aids di Indonesia bisa ditekan," ujarnya.