Ahad 05 Jun 2011 08:31 WIB

Impor Sapinya, Bukan Susunya

Rep: Faizal Reza/ Red: cr01
Peternak sapi perah tengah memerah susu sapinya.
Foto: andikafm.com
Peternak sapi perah tengah memerah susu sapinya.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN - Pemerintah diminta mengurangi impor susu sapi segar. Sebagai gantinya dengan meningkatkan impor sapi perah dengan kualitas prima. Hal ini ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo saat memberi sambutan peringatan Hari Susu Nusantara, Sabtu (4/6).

Acara dipusatkan di Kompleks Perkantoran Sektor Pertanian Tarubudoyo Ungaran, Kabupaten Semarang. "Yang dibutuhkan saat ini impor sapi perah yang bermutu baik, bukan impor susunya," tegas Bibit.

Ia berkeyakinan jika sapi yang diimpor, maka akan memberikan lebih banyak keuntungan bagi peternak sapi. Sapi perah impor dapat diperah susunya oleh peternak. Selain itu, sapi juga dapat dijadikan induk unggul untuk menndapatkan anakan yang diharap juga unggul. "Kalau susunya yang diimpor, peternak dapat apa?" tanya Bibit.

Menurut Bibit, saat ini rata-rata peternak hanya memiliki maksimal tiga ekor sapi setiap keluarga. Jumlah ini tidak cukup untuk mensejahterakan peternak. "Minimal satu kepala keluarga peternak memiliki lima sampai sepuluh ekor sapi. Kalau punya sepuluh tiap kepala keluarga, peternak pasti juga tersenyum," ujarnya.