Ahad 05 Jun 2011 19:15 WIB

Dua Jenazah Terduga Penembak Polisi di Palu Dikebumikan

Red: cr01
Bripda Edward saat dilarikan kerumah sakit Bhayangkara setelah terkena tembakan saat berjaga di Kantor Bank BCA, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5). Dua polisi tewas dan 1 luka berat pada penyerangan polisi saat berjaga di Kantor Bank BCA di Palu.
Foto: Antara
Bripda Edward saat dilarikan kerumah sakit Bhayangkara setelah terkena tembakan saat berjaga di Kantor Bank BCA, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5). Dua polisi tewas dan 1 luka berat pada penyerangan polisi saat berjaga di Kantor Bank BCA di Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Jenazah Dayat dan Fauzan, dua orang yang diduga sebagai dan penembak dan pembunuh dua anggota polisi, dikebumikan di di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (5/6). Keduanya tewas dalam penggerebekan yang dilakukan oleh polisi sehingga dilaporkan sempat terjadi tembak menembak di Poso, Sabtu (4/6).

Dayat dimakamkan di Pekuburan Umum Talise, Kota Palu, sekitar pukul 18.10 WITA. Pemakaman itu hanya dihadiri pihak keluarga dan aparat kepolisian. Pihak keluarga yang turut hadir antara lain, Sumarmi (istri Dayat), Sukardi dan Sumarni (mertua), Tasmi (ibu kandung), serta tiga orang anak Dayat.

Sebelum dimakamkan, korban dishalatkan di masjid Polda Sulteng. Setelah itu langsung dibawa ke pekuburan umum Talise untuk dimakamkan. Pemakaman Dayat terlambat sekitar empat jam dari Fauzan. Keterlambatan tersebut terjadi karena orang tua Dayat, Tasmi terlambat tiba di Palu.

Sukardi, mertua Dayat, mengatakan, dirinya tidak menyangka jika anak menantunya itu terlibat dalam jaringan penembakan polisi. Sukardi juga tidak pernah menaruh curiga terhadap Hidayat karena selama ini perangai anak menantunya itu cukup baik. "Orangnya pendiam. Nanti ditanya baru menjawab," kata Sukardi.

Dayat bernama lengkap Iksan Hidayatullah meninggal dalam usia sekitar 32 tahun. Ia meninggalkan tiga orang anak dan seorang istri. Sukardi mengaku terpukul dengan kepergian Dayat karena ia merupakan tulang punggung dari tiga anaknya yang masih kecil.

Sementara itu, jenazah Fauzan dimakamkan di Desa Pombewe, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, sekitar 20 kilometer arah selatan Kota Palu. Fauzan dimakamkan di samping kubur ayahnya, Ramli Hamzah, tidak jauh dari rumah tempat tinggal mereka. Fauzan adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Sehari-harinya Fauzan berkebun cabe di Pombewe.

Dayat dan Fauzan tewas dalam kontak senjata dengan polisi di Desa Tambaro, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso Sabtu (4/6) sekitar pukul 11.10 WITA. Polisi juga menemukan barang bukti berupa satu senjata jenis V2 dan magazin serta amunisinya. Di lokasi kejadian juga ditemukan satu botol air minum, sepatu boot, sandal karet, dan tujuh potong ayam bakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement