Selasa 07 Jun 2011 16:44 WIB

Masuki Musim Kemarau, Penanaman Pohon di Lereng Merapi Ditunda

Taman Nasional Gunung Merapi
Taman Nasional Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SlEMAN- Camat Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Samsul Bakri, mengimbau kepada para relawan atau donatur untuk menunda sementara menunda kegiatan penanaman pohon di lereng Gunung Merapi. Pasalnya selama musim kemarau banyak bibit pohon yang mati akibat kekeringan.

"Saat ini bukan waktu yang tepat untuk menanam pohon, untuk itu kami imbau kepada donatur atau relawan menunda dulu kegiatan penanaman pohon di lereng Merapi. Saat ini kami akan mencoba konsentrasi untuk merawat tanaman yang sudah tertanam agar tidak mati," kata Samsul Bakri, Selasa (7/6).

"Bibit pohon tersebut akan ditampung dan nanti jika waktunya sudah tepat atau sudah memasuki musim hujan maka bibit pohon tersebut akan ditanam di lereng Merapi," katanya.

Kepala Desa kepuharjo, Kecamatan Cangkringan Heri Suprapto mengatakan saat ini jutaan tanaman penghijauan di lereng Merapi mulai layu akibat kekeringan. Sudah lebih dari 10 hari tidak turun hujan.

"Apalagi bibit pohon yang ditanam di wilayah atas yang terkena lahar panas Merapi, hampir semuanya layu karena selain tidak ada hujan. Wilayah tersebut berupa pasir yang masih panas, sehingga tanaman tidak akan kuat. Sedangkan untuk wilayah yang terkena awan panas tidak terlalu masalah untuk ditanami pohon," katanya.

"Saat ini selain harus disiram secara rutin, juga dibutuhkan tanaman rumput di sekitar lokasi penamanan pohon. Rumput ini nanti akan berfungsi untuk menahan pasir dan peresapan air," katanya.

Menurut dia, memasuki musim kemarau, penanaman bibit pohon lebih baik dihentikan dahulu karena memang cuaca tidak memungkinkan.

"Apalagi jika bibit yang ditanam tersebut masih relatif kecil, maka kecil sekali kemungkinan untuk bisa hidup. Saat ini bantuan lebih baik diwujudkan dalam kegiatan penyiraman tanaman, pemupukan serta perawatan agar bibit pohon yang telah ditanam bisa hidup," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement