Selasa 21 Jun 2011 17:37 WIB

Mancing Ikan dengan Strum, Malah Nyawa Tercabut

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Didi Purwadi
Seorang tewas tersengat listrik saat memancing ikan dengan menggunakan strum.
Foto: theglobejournal.com
Seorang tewas tersengat listrik saat memancing ikan dengan menggunakan strum.

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG - Memancing ikan lazimnya menggunakan kail. Namun, seorang warga di Kabupaten Serang, Banten, nekad memancing ikan dengan menggunakan listrik. Nahas, bukannya ikan yang berhasil dicabut, tapi nyawanya yang tercabut.

Peristiwa tragis ini menimpa Wardoyo (32 tahun), warga Kampung Cileget, Desa Nyompok, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Selasa (21/6). Buruh pabrik yang senang menangkap ikan ini tewas seketika dengan kondisi bagian muka, bibir, leher, dan dada membiru. Kedua tangan korban juga menghitam terbakar akibat sengatan listrik.

Musibah yang menggegerkan warga Kampung Cileget ini terjadi saat  korban sedang mencari ikan di persawahan depan rumah korban. Masyarakat Kampung Cileget mengenal Wardoyo memang suka mencari ikan dengan menggunakan listrik. Listrik untuk mengambil ikan diambil dari rumah korban.

Meski sudah biasa, namun usaha Wardoyo menangkap ikan dengan strum kali ini gagal. Korban diduga menginjak kabel terkelupas yang bermuatan listrik dan seketika kelojotan di tengah sawah.

Wati, istri korban yang berada di halaman rumah, sempat melihat peristiwa tragis yang menimpa suaminya. Karena panik, isteri korban tidak segera memutuskan aliran listrik tapi malah berteriak minta tolong kepada tetangganya. Teriakan itu didengar Pandil, tetangganya.

Pandil langsung mendatangi sumber suara tersebut. Setelah tahu korban terkena strum, Pandil langsung memutus aliran listrik. Pandil pun bersama warga lainnya segera menolong korban. Sayangnya, nyawa korban tidak berhasil ditolong dan meninggal dunia di tempat. Warga langsung melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Kopo.

Kapolsek Kopo, AKP Asep Juhri, mengatakan berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, pihaknya tidak menemukan adanya unsur kejahatan dalam kasus ini. “Pihak keluarga tidak memberi ijin polisi untuk melakukan otopsi karena menganggap peristiwa ini sebagai musibah,” kata Asep.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement