REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO-- Kelestarian satwa endemik pulau sulawesi seperti Burung Maleo yang tadinya hidup bebas di kawasan Cagar Alam Panua, Kabupaten Pohuwato kini mulai terancam punah.
Petugas Dinas Kehutanan Kabupaten Pohuwato yang juga adalah jagawana pada Cagar Alam Panua, Tatang Abdulah mengatakan bahwa saat ini di kawasan itu hanya bisa dijumpai dua atau tiga pasang burung maleo.
Padahal kata dia, kawasan Cagar Alam Panua yang seluas 45.575 Hektare Area (Ha) itu, sebagiannya pernah dipakai untuk penangkaran burung maleo sepanjang tahun 2004-2006. "Wilayah penangkaran waktu itu seluas Lima Ribu Hektare Area," Ujar Tatang, Minggu.
Dia menambahkan, Pihak Balai Konservasi Sumberdaya Alam Seksi Konservasi Wilayah Gorontalo ketika itu bekerja sama dengan sebuah organisasi nirlaba dibidang pelestarian satwa langka menjalankan usaha penangkaran tersebut.
Saat itu kata dia, Burung Maleo masih banyak ditemui di kawasan Cagar Alam Panua hingga belasan pasang. "Setelah penangkaran selesai, tidak ada lagi kontrol terhadap burung tersebut," Kata Tatang.
Dia mengatakan, ancaman serius terhadap musnahnya burung maleo di Kawasan Cagar Alam Panua berupa perburuan liar oleh warga serta penggembalaan ternak di lokasi peneluran. Menurut dia, upaya pengawasan kawasan Cagar Alam Panua pun kurang maksimal sebab petugas yang di tempatkan diwilayah itu masih tergolong minim.