Kamis 07 Jul 2011 14:25 WIB

Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Sampit

Kabut asap
Foto: Antara
Kabut asap

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT - Kabut asap yang menyelimuti wilayah udara di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mulai mengganggu rute penerbangan di daerah tersebut.

Kepala bandara udara Haji Asan Sampit, Maruli Tua Edison Saragih, Kamis mengatakan, asap kebakaran hutan dan lahan saat ini telah mengganggu penerbangan ke dan dari bandara H Asan. "Akibat saputan kabut asap itu kedatangan dan keberangkatan pesawat di Bandara Haji Asan Sampit sering terlambat," ucapnya.

Dikatakan, landasan pacu dalam sepekan terakhir sering tertutup asap sehingga menyulitkan pesawat yang akan mendarat terutama untuk pagi hari.

Demi keselatan penumpang, pesawat baru diijinkan mendarat setelah asap yang menyelimuti landasan pacu berkurang.

Pesawat yang akan mendarat di Bandara Haji Asan Sampit sempat berputar-putar diudara tiga kali baru kemudian mendarat setelah landasan terlihat.

Menurut Edison, fasilitas Bandara Haji Asan Sampit saat ini masih belum lengkap sehingga tidak bisa memandu pesat yang akan mendarat pada saat landasan pacu sedang tertutup asap.

Untuk memberikan panduan itu sebetulnya dibutuhkan sebuah alat sistem pendaratan instrumen (Instrumen Landing System).

Selain tidak dilengkapi alat tersebut landaran padu juga hanya sebagain saja yang dipasangi lampu pandu dari 1.850 meter panjang landasan hanya 1.200 meter yang dilengkapi lampu dan yang 650 meter dalam kondisi gelap. "Kami telah mengusulkan alat pemandu pendaratan tersebut ke kantor pusat namun hingga saat ini masih belum ada realisasinya padahal alat tersebut sangat dibutuhkan demi keselatan penerbangan," katanya.

Dirinya berharap kabut asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan tidak semakin menebal sebab apabila hal itu terus terjadi tentunya akan dapat melumpuhkan pelayanan penerbangan.

Menjelang bulan suci ramadhan dan lebaran akan terjadi peningkatan arus penungpang yang akan mudik.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement