REPUBLIKA.CO.ID, MUSI RAWAS - Komando Distrik Meliter 0406 Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan, menurunkan tim khusus mengejar pelaku penembakan terhadap Sersan Mayor Ismail, Sabtu, pagi sekitar pukul 03.15 WIB.
"Tim khusus ini beranggotakan tujuh orang dari unit intel Kodim yang pimpin Letnan Inf David dibantu satuan Reskrim Polres Musi Rawas yang saat ini sedang melakukan pengejaran," kata Perwira Seksi (Pasi) Intelijen Kodim 0406 Musi Rawas, Kapten Inf Ayub, Sabtu (9/7).
Dandim 0406 Musi Rawas Letkol CZI Nico Fahrizal juga sudah meluncur ke lokasi kejadian guna mengetahui kronologis peristiwa tersebut. Sejauh ini dugaan sementara kasus penembakan yang mengakibatkan korban Ismail meninggal dunia, serta penganiayaan rekannya, Sertu Ghoib, yang juga kehilangan senjata laras panjang M-16, dilakukan kawanan perampok.
Sebab dua hari sebelumnya Koperasi Unit Desa (KUD) Giri Mulya melakukan pembayaran tandan buah sawit segar (TBS) senilai Rp600 juta kepada petani plasma. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Polres Musi Rawas, yang sudah menurunkan anggota melakukan pengejaran. Sedangkan jenis senjata yang digunakan kawanan perampok masih dalam penyidikan petugas.
Kondisi Sertu Ghoib saat ini masih shock dalam pemulihan oleh petugas medis RS DKT Kodim 0406 Musi Rawas. Sedangkan warga setempat yang turut menjadi korban penembakan perampok, Lefi Arison alias Jhon (29), yang mengalami luka tembak ditangan tembus ke perut dan peluru bersarang di bagian lambung, sudah menjalani operasi di RS dr Sobirin.
Sebelumnya kedua anggota TNI yang bertugas di Koramil Nibung, ini terjadi saat menjalankan patroli di Desa Jadi Mulya, Kecamatan Nibung, Kabupaten Musi Rawas, pada Sabtu sekitar pukul 03.15 WIB.
Ia menjelaskan, korban Serma Ismail tewas ditembak kawanan perampok, sedangkan Sertu Ghoib menjadi bulan-bulanan penganiayaan. Saat malam kejadian kedua korban mampir ke rumah Fahmi yang juga pengurus KUD Giri Mulya.
Sertu Ghoib ngobrol panjang lebar bersama Fahmi, Anto, Jhon dengan tiga warga lainnya sambil menikmati suguhan kopi oleh tuan rumah, sedangkan Serma Ismail menonton televisi di ruangan tengah. Tidak lama datang enam dari sembilan orang kawanan perampok bersenjata pistol, dimana tiga orang di antaranya berjaga di depan rumah.
Mereka langsung menodongkan pistol dan salah seorang seorang sambil berteriak menanyakan kedua anggota TNI. Kemudian kawanan ini merampas senjata M-16 yang dipegang Sertu Ghoib.
Saat di ruang tengah kawanan ini mendapat perlawanan dari Serma Ismail hingga akhirnya terjadi penembakan yang menewaskan korban. Melihat rekannya bersimbah darah, Sertu Ghoib yang tergeletak akibat dianiaya bangun dan masuk ke ruang tengah dan mengambil senjata milik Serma Ismail kemudian menembakkannya ke arah kawanan perampok yang melarikan diri.
Akibat tembakan ini dua kawanan tersebut mengalami luka tembak di bagian dada dan punggung. Namun sejauh ini belum diketahui apakah kawanan yang tertembak tewas atau tidak, karena mereka langsung melarikan diri ke arah belakang rumah Fahmi atau lari ke arah Jambi.
Serma Ismail tewas dalam perjalanan menuju RS dr Sobirin di Kota Lubuklinggau yang berjarak 120 KM perjalanan dengan kondisi jalan tanah. Korban tercatat sebagai Bintara Tinggi Penghubung (Bantibung) Koramil Nibung.
Korban Serma Ismail dimakamkan di Palembang setelah dishalatkan di mesjid Al Ikhlas Komplek Kodim 0406 Musi Rawas.