REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON - Tiga sekolah dasar (SD) di Kelurahan Kinilow, Kinilow 1 dan Kakaskasen 1, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, tidak melakukan kegiatan belajar mengajar akibat meningkatnya aktivitas Gunung Lokon.
Pemantauan, di SD GMIM Kinilow dan SD Katolik Kinilow 1, tampak kosong, tidak ada murid dan tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar, Senin (18/7). Di SD GMIM Kinilow 1 tidak ada murid dan sejumlah guru tampak berada di ruang guru pada sekolah itu.
Evi Torar salah seorang guru SD GMIM mengatakan, belum melakukan aktivitas belajar mengajar karena para murid di sekolah tersebut berada di tempat pengugsian.
"Saat ini murid - murid berada di lokasi pengungsian, sehingga tidak ada proses belajar mengajar. Selain itu sejumlah guru di sekolah itu juga mengungsi dan berada di pengungsian akibat letusan gunung tersebut," kata Torar.
Menurut Torar, hingga Kamis (14/7) masih terdapat sejumlah murid yang datang ke sekolah itu. "Saat itu masih ada sekitar enam murid yang datang ke sekolah," kata Torar. Dia menambahkan, di sekolah tersebut tercatat ada sekitar 302 murid dari kelas 1- 6.
Boy Manoppo Kepala Lingkungan 1 Kelurahan Kinilow mengatakan, SD Inpres Kinolow sejak Selasa (12/7) itu tidak melakukan aktivitas belajar mengajar akibat letusan gunung lokon.
"Sekolah itu berada di zone larangan sehingga warga yang berada di lokasi itu dievakuasi, saat terjadi peningkatan aktivitas," kata Manoppo.
Sejak Sabtu (9/7) hingga Minggu (17/7) aktivitas Gunung Lokon meningkat dengan terjadi beberapa kali letusan, sehingga sampai saat ini terdapat sekitar 5.205 warga di Kelurahan Kinilow, Kelurahan Kinilow 1 dan Kakaskasen 1 harus diungsikan ke sejumlah tempat.
Ribuan pengungsi itu berada dan tersebar di 26 titk lokasi pengungsian, antaralain, di Taman Kota, aula gereja, Balai Pertemuan Umun Kelurahan, ruang kuliah di Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Universitas Negeri Manado di Tomohon dan aula Parakletos.