REPUBLIKA.CO.ID,NGAWI--Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri Pandean III, di Desa Pandean, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terpaksa belajar di tenda darurat karena gedung sekolah mereka rusak parah.
Wakil Kepala SDN Pandean III, Purwanto, di Ngawi, Jumat, mengatakan, pihaknya mendirikan tenda darurat agar siswa kelas I hingga VI bisa tetap menempuh pelajaran, tanpa dihinggapi kekhawatiran ambruknya gedung sekolah.
"Kami takut jika sewaktu-waktu atap atau bangunan gedung ambruk saat siswa sedang belajar di dalam kelas. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, siswa terpaksa belajar di tenda yang kami dirikan di halaman sekolah," ujarnya.
Menurut Purwanto, kondisi gedung SDN Pandean III sudah sangat kritis, karena hampir seluruh kayu penyangga ruang kelas telah keropos dan rapuh.
Bahkan, sejak empat bulan lalu, pihak sekolah telah memasang kayu penyangga darurat agar bangunan tidak roboh.
Purwanto menambahkan, pihaknya sudah melaporkan masalah ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi, tetapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut untuk perbaikan gedung sekolah itu.
"Dulu sekolah ini sudah pernah diperbaiki, kalau tidak salah sekitar tahun 1999. Karena itu, kami lebih baik menunggu, dari pada nanti terjadi sesuatu dengan siswa kami," ujar Purwanto.
Ia mengakui, rusaknya kondisi gedung menimbulkan rasa tidak nyaman bagi siswa. Namun, pihaknya tidak dapat berbuat banyak, selain menunggu respon dari Dinas Pendidikan Ngawi.
Seorang siswa SDN Pandean III, Yunus, mengatakan, ia dan teman-temannya merasa terganggu dengan keadaan kelasnya yang rusak tersebut, sehingga terpaksa harus belajar di tenda darurat.
Selain kondisi tenda yang panas, puluhan siswa juga harus berdesakan dengan siswa kelas lainnya karena ukuran tenda yang tidak seimbang dengan jumlah siswa.
"Kami tidak bisa belajar dengan baik, karena di tenda terasa panas. Lebih enak belajar di dalam kelas, tapi kalau di dalam kelas takut ambruk karena kayu-kayu penyangga sudah lapuk semua," kata Yunus.