Sabtu 13 Aug 2011 15:29 WIB

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Papandayan Siaga

Rep: dewi mardiani/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Status Gunung Papandayan ditetapkan menjadi Siaga (Level III), Sabtu (13/8). Kepala Humas dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, data visual dari gunung yang terdapat di Kabupaten Garut, Jawa Barat itu memperlihatkan peningkatan aktivitas vulkaniknya.

"Data visualnya seperti menyebarnya tembusan gas di kawah Walirang, Kawah Manuk dan kawah Balagadama dan data instrumental seperti meningkatnya gempabumi vulkanik serta tektonik lokal, dan deformasi. Maka terhitung sejak tgl 13 Agustus 2011, pukul 04.00 WIB, status Gunung Papandayan dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)," katanya kepada Republika, Sabtu.

Gunung Papandayan adalah gunung api di Jawa Barat yang memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut. Gunung ini, kata Sutopo, tercatat beberapa kali mengalami erupsi. Di antaranya, pada 1773, 1923, 1942, 1993, dan 2003.

Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2.951 orang. Daerah yang tertutup longsoran saat itu mencapai 10 kilometer dengan lebar 5 kilometer.

Setelah itu, lanjutnya, pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya tujuh kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan gempa yang berpusat di Cisurupan. Kemudian, kata dia, pada April 2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Papandayan ditingkatkan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik.

Catatan pada 7-16 April 2008 terdapat peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas (245-262 derajat Celsius), dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat keasaman (pH) berkurang dan konsentrasi mineral meningkat.

Setahun lalu, rinci Sutopo, tepatnya pada 28 Oktober 2010, status Papandayan kembali meningkat menjadi Level 2. Pada awal Agustus 2011 aktivitas Gunung Papandayan menunjukkan peningkatan aktivitasnya kembali.

Terkait dengan hal itu, Sutopo menjelaskan bahwa BNPB mengirimkan Tim Reaksi Cepat guna mengkaji upaya penanganan yang perlu dilakukan. "BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Garut, BPBD provinsi Jawa Barat, PVMBG, dan kementerian atau lembaga lain untuk mempersiapkan langkah-langkah penanggulangan bencana." 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement