REPUBLIKA.CO.ID, PALU-- Ketu DPRD Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, H. Abudin Halilu mengatakan, selama lebih enam tahun "JOB" Pertamina-Medco E&P Tiaka beroperasi di Lapangan Tiaka, investor tersebut belum memberikan kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan rakyat setempat.
"Padahal, nelayan sekitar Tiaka, khususnya di Kecamatan Mamosalato, telah kehilangan wilayah untuk menangkap ikan sejak pengeboran minyak dimulai di daerah itu," kata Abudini, Kamis.
Ketua DPRD Morowali Abudin Halilu dan Bupati Morowali Anwar Hafid mengunjungi warga sekitar Tiaka, Kecamatan Mamosalato selama dua hari pascaamuk massa di Pulau Tiaka yang mengakibatkan kerusakan fasilitas pengeboran minyak dan tewasnya dua warga serta enam lainnya luka-luka karena tertembak polisi.
Abudin mengakui bahwa kontribusi investor bagi warga setempat sudah ada seperti mendukung kegiatan-kegiatan di desa serta memperbaiki sekolah. "Tapi yang diinginkan warga itu adalah bantuan untuk pemberdayaan ekonomi mereka. Harapan ini sebenarnya sudah sering dikemukakan warga kepada perusahaan, tetapi tidak pernah ada realisasi," ujarnya.
Karena itu, kata anggota dewan dari Partai Golkar itu, "kalau mau jujur, sebagian besar warga di sekitar Tiaka menolak kehadiran investor itu karena tidak memberikan dampak kesejahteraan kepada rakyat. Cuman karena lapangan minyak itu juga asset negara maka warga terpaksa diam saja selama ini."
Abudin mengakui bahwa situasi di Mamosalato sampai saat ini masih mencekam, namun ia dan Bupati Morowali Anwar Hafid telah mengimbau warga untuk menahan diri dan tidak terpancing untuk melakukan hal-hal destruktif.