REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Petani tebu di dua wilayah, yakni Desa Wonokerto dan Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami kerugian ratusan juta akibat puluhan hektar lahannya terbakar, Selasa (6/9).
Kepala Desa Wonokerto, Mujiono mengaku, sekitar 14 hektare lahan tebu milik tiga petani setempat terbakar Selasa Siang, masing-masing adalah lahan milik Jiat, Amir serta Takrib.
Mujiono mengatakan, hingga kini pihaknya belum mengetahui penyebab pasti terbakarnya lahan tebu milik tiga petani di wilayah Dusun Gumuk, Desa Wonokerto itu. Namun, berdasarkan pendataan, tiga petani itu mengalami kerugian Rp150 juta.
Sementara Kepala Desa Rejosari, Juri juga mengaku, jika di wilayahnya sekitar 10 hektar lahan tebu terbakar. Lahan itu tepatnya di Dusun Jeding, Desa Rejosari, Kabupaten Malang.
Juri mengatakan, lahan tebu yang terbakar di wilayahnya itu adalah lahan dari tanah kas desa yang disewakan kepada para penggarap. "Berdasarkan laporan warga tadi siang, ada sekitar 10 Ha lahan sewaan disini yang terbakar, tepatnya pukul 11.00 WIB, yakni di dekat pemukiman Dusun Jeding," ujarnya.
Juri mengaku, meski dekat dengan pemukiman yang dihuni sepuluh kepala keluarga, namun tidak sampai merambat, dan api berhasil dipadamkan dengan cepat. "Total lahan tebu milik kas Desa Rejosari seluas 26 Ha, dan yang terbakar mencapai 10 Ha, sisanya sudah dipanen sebelumnya," katanya.
Juri mengatakan, akibat peristiwa kebakaran itu, petani di wilayah Desa Rejosari mengalami kerugian hingga Rp200 juta.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Bantur, Kabupaten Malang, AKP Azwandi mengakui jika menerima laporan dari warga mengenai adanya kebakaran lahan tebu.
Azwadi mengatakan, Polsek Bantur dibantu sejumlah aparat masih melakukan penyelidikan terkait terbakarnya puluhan hekatre lahan tebu milik warga.
"Api saat ini sudah berhasil dipadamkan oleh lima unit mobil PMK, namun kami masih terus melakukan penyelidikan dalam persoalan ini, untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran lahan," katanya.