REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Intelejen Negara (BIN) enggan berkomentar banyak seputar adanya pihak-pihak yang memprovokasi kericuhan yang terjadi di Ambon Maluku. BIN meminta supaya perkara ini dapat dijaga dan dikondisikan dengan damai.
"Tolong dijaga dan dikondisikan damai, jangan membuat berita yang justru nanti memperkeruh," imbuh Kepala Badan Intelegen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Sutanto, ketika ditanya pelaku provokasi, Ambon, di Istana Merdeka, Senin (12/9).
Sutanto berharap kericuhan yang terjadi saat ini tidak mengulang kerusuhan masal pada 1999 silam. Untuk itu, penanganan pertikaian ini harus dilakukan oleh semua pihak. "Ini kewajiban rekan-rekan sekalian juga untuk bisa memelihara situasi damai di sana," tuturnya.
Sebelumnya Menko Polhukam Djoko Suyanto menilai awal kasus ini merupakan persoalan kecelakaan murni. Kebetulan korban meninggal ditempat kelompok lain sehingga menimbulkan isu-isu yang tidak sedap. Baik melalui SMS atau media jejaring sosial lainnya. Hal inilah kemudian yang sulit dicegah aparat.
Seharusnya, kata Djoko masyarakat memiliki daya tangkal. Sehingga tidak mudah terprovokasi pihak-pihak tertentu.
"Apa bener diajak untuk bakar-bakar toko, apa iya mau diajak ngeroyok si A, si B. Hal itu yang saya sampaikan kepada gubernur dan tokoh-tokoh masyarakat. Tolong sampaikan kepada masyarakat, jangan terlalu mudah diajak atau diprovokasi,"paparnya.