REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Puluhan petani di Blok Cikiara, Kampung Cicariang Hilir, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Jabar, Sabtu (17/9), terpaksa membakar tanaman padi berusia 40-60 hari yang mati akibat kekeringan.
Puluhan hektare tanaman padi di wilayah tersebut, dipastikan gagal panen akibat kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah di Kecamatan Warungkondang.
"Tahun ini, kami mengalami kerugian, karena tidak bisa panen padi. Padi yang sudah berusia 60 hari, mati karena kekeringan," kata Abdullah (42), salah seorang petani.
Abdulah yang juga pengurus Gabugan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Ciwalen itu, menuturkan, areal pesawahan yang mengalami gagal panen dan terpaksa dibabat pemiliknya hingga seluas 35 hektare.
Kondisi kekeringan pada lahan pesawahan tersebut, tutur dia, sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Debit air dari saluran air terdekat terus berkurang, sehingga tidak dapat menjangkau areal pesawahan.
"Memang sudah langanan setiap musim kemarau, kami kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah. Namun baru tahun ini yang terparah, dimana tanah pun retak-retak apalagi padi," keluhnya.
Pihaknya mengaku, sejak jauh hari, tidak memprediksi, musim kemarau akan berlangsung lama. Sehingga petani dikawasan itu, tetap menanami sawahnya dengan harapan musim hujan akan datang segera.
"Kami hanya bisa pasrah, saat ini, harapan petani, pihak pemerintah dapat membantu untuk memberikan bibit padi karena selama musim tanam kali ini, petani di wilayah ini merugi hingga ratusan juta," katanya.