Selasa 27 Sep 2011 17:13 WIB

Bomber Gereja Solo Bukan Alumni Ponpes Ngruki

Seorang wanita nenunjukkan foto diduga tersangka pelaku bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Minggu (25/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Seorang wanita nenunjukkan foto diduga tersangka pelaku bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Minggu (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO - Pihak pengurus Pondok Pesantren Islam 'Al Mukmin' Ngruki, Sukoharjo, membantah bahwa pelaku peledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo sebagai salah satu alumni ponpes tersebut.

"Kami telah melakukan pengecekan pada data alumni dan tidak ada nama Pino Damayanto sebagai salah satu alumni di sini," kata Pejabat Hubungan Masyarakat Ponpes 'Al Mukmin' Hamim Sofyan di Sukoharjo, Selasa (27/9).

Sebelumnya, sempat tersiar kabar bahwa pelaku peledakan bom pada Minggu (25/9) bernama Pino Damayanto alias Ahmad Yosepa alias Hayat merupakan alumni salah satu pondok pesantren terbesar di Sukoharjo tersebut. "Saya baru dengar kabar itu hari ini (27/9). Silakan ditanyakan kembali ke sumber yang mengatakan demikian," katanya.

Pihaknya sudah mulai terbiasa jika kasus-kasus pengeboman dikaitkan dengan ponpes tersebut. "Kami selalu mengikuti berita tentang kasus pengeboman dan sudah terbiasa jika dikaitkan dengan Al Mukmin. Namun pada kasus ini, kami tidak merasa dikaitkan," tutur dia.

Hal tersebut, kata dia, dikarenakan pelaku telah dinyatakan sebagai warga Cirebon dan tidak berkaitan dengan Ngruki. Dia menjelaskan, jumlah alumni Ponpes Al Mukmin yang didirikan pada 1974 hingga saat ini mencapai sekitar 2.000 orang.

Hingga saat ini, katanya, kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren tersebut masih berjalan lancar seperti biasa tanpa pengaruh yang signifikan tentang pemberitaan bom di media massa. "Selagi tidak ada kaitannya, santri dan pengurus tetap tenang dan tidak terpengaruh," kata dia.

Selain itu, katanya, pihak pengurus pesantren telah membatasi masuknya informasi kepada para santri. "Kami tidak pernah melarang santri untuk menonton televisi tetapi kami juga tidak memfasilitasi mereka untuk melakukan kegiatan itu di kompleks pesantren," kata dia.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement