REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang berencana akan mengukir 1.228 nama korban jiwa akibat gempa Sumbar di Monumen Gempa 30 September 2009 terletak di Jalan Bundo Kanduang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
"Saat ini baru 338 nama diukir di tugu gempa ini, yaitu korban berasal dari Kota Padang dan berencana menambah 890 nama dari luar Kota Padang," ungkap Wali Kota Padang, Fauzi Bahar di Kota Padang, Jumat
Menurut dia, saat peringatan dua tahun gempa Sumbar, monumen ini diharapkan bisa jadi motivasi untuk kembali membangun Kota Padang, baik secara fisik maupun mental masyarakatnya.
"Monumen gempa ini untuk sekarang memang biasa-biasa saja, tetapi kemungkinan 20 tahun kemudian akan menjadi kenangan sangat berharga oleh keluarga korban," katanya.
Monumen gempa 30 September ini terus dikunjungi keluarga korban sejak dua hari terakhir.
Menurut Fauzi, pihaknya juga mengundang seluruh keluarga korban untuk ikut memperingati dua tahun pascagempa yang meluluhlantakkan Sumbar.
Dijadwalkan, peringatan dua tahun gempa Sumbar akan dilangsungkan di monumen itu pada pukul 17.15 WIB bertepatan dengan waktu terjadinya gempa pada 2009.
Monumen gempa 30 September 2009 telah diresmikan Pemkot Padang pada 30 September 2010. Disebelah monumen, juga terukir nama korban jiwa di Kota Padang.
Gempa yang terjadi dua tahun silam itu juga menyebabkan kerusakan 249.833 unit rumah, 153 unit sarana kesehatan, 58 unit pasar, serta 2.581 unit tempat ibadah.
Dua tahun pascagempa ini, Pemkot Padang akan berupaya untuk membangun kembali gedung-gedung pemerintahan yang telah hancur terutama sekolah, tempat ibadah dan pasar karena sangat dibutuhkan dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Puskesmas juga akan dibangun sehingga masyarakat tidak jauh untuk berobat, seperti pembangunan puskesmas di jalan Padang Pasir karena rata dengan tanah akibat gempa," ujar Fauzi.