Jumat 14 Oct 2011 14:53 WIB

Kadus Camar Bulan: Kapal Pesiar Malaysia Sering Masuk Tanjung Dato Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--Kepala Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, Karta M menyatakan, sering melihat kapal-kapal pesiar milik Malaysia masuk di kawasan pantai Tanjung Dato yang berada di wilayah perairan Indonesia. "Setiap Sabtu malam belasan kapal pesiar sering masuk ke perairan Tanjung Dato yang berada di wilayah Indonesia," kata Karta M saat ditemui di Temajuk, Jumat.

Ia menjelaskan, masuknya kapal-kapal pesiar milik Malaysia ke kawasan perairan Tanjung Dato untuk memancing karena ikan-ikan di perairan itu cukup banyak dan jenisnya termasuk ikan mahal, seperti ikan kerapu, tongkol, tuna kelas A, bawal putih dan lain-lain. Karta menambahkan, masuknya kapal-kapal pesiar milik Malaysia sudah lama terjadi tetapi hingga kini belum satupun yang ditangkap atas pelanggaran batas wilayah tersebut.

Patroli TNI AL pernah mencoba mengejar kapal yang masuk tersebut namun di tengah jalan mengalami kehabisan bahan bakar sehingga harus kembali ke pangkalan sebelum sempat berhasil mengejar kapal tersebut. "Kami minta TNI-AL meningkatkan patroli di perairan Tanjung Dato guna mencegah masuknya kapal-kapal asing yang bermaksud mencuri ikan di perairan tersebut," kata Kepala Dusun itu.

Kepala Dusun Camar Bulan menambahkan, selain masuknya kapal-kapal pesiar di Sabtu malam, kapal motor nelayan warga Malaysia juga sering mencuri ikan di kawasan perairan Tanjung Dato (Indonesia). "Mereka biasanya menggunakan pukat harimau untuk mencuri ikan di perairan itu," ungkapnya.

Menurut Karta, banyaknya minat para nelayan dan kapal pesiar asing masuk di perairan Tanjung Dato karena perairan itu kaya akan ikan karena lokasinya tepat berada ditemuan air sehingga berbagai jenis ikan mengumpul disana (perairan Tanjung Dato). Perairan Tanjung Dato dan kawasan Camar Bulan termasuk wilayah yang selama ini yang diklaim oleh Malaysia karena kaya akan sumber daya alam.

Malaysia diduga telah menggeser pasok di kawasan Camar Bulan sehingga Indonesia kini telah kehilangan sekitar 1.499 hektare wilayah daratnya. Desa Temajuk terdiri dari dua dusun, yakni Dusun Maludin sebanyak 272 kepala keluarga, 995 jiwa, Dusun Camar Bulan 214 kepala keluarga dan 743 jiwa atau total 486 kepala keluarga, sebanyak 1.738 jiwa, sementara Teluk Melano (Malaysia) jumlah warganya hanya sekitar satu dusun di Desa Temajuk.

Sebagian besar warga Desa Temajuk bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani, kelapa, lada dan karet.

Gubernur Cornelis menegaskan siap mengajukan "international class action" kalau pemerintah pusat tidak mampu menangani permasalahan Camar Bulan. "Tetapi kita lihat dahulu, asal pemerintah mau berunding dengan baik, mau memundurkan, kita serahkan ke pusat (penyelesaiannya)," katanya.

Ia melanjutkan, secara umum dia tidak bermaksud ingin meributkan tentang hal itu. "Sebaiknya rundingkan kembali, mumpung masih ada waktu karena hasil pertemuan tahun 1978 belum final," katanya.

Ia sebelumnya menyatakan secara tegas bahwa Camar Bulan masuk dalam wilayah Indonesia sesuai Traktat London tahun 1824. Traktat London yakni kesepakatan bersama Kerajaan Belanda dan Inggris terkait pembagian wilayah administrasi tanah jajahan masing-masing. Traktat London bertujuan untuk menghindari konflik yang bermunculan seiring perjanjian sebelumnya, Britania - Belanda tahun 1814.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement