REPUBLIKA.CO.ID, PALU-- Musibah kembali menimpa siswa SD. Kali ini Arwan, murid kelas V SD Negeri 20 Palu, Sulawesi Tengah, tewas tertimpa dinding beton setinggi dua meter yang ambruk di Jalan Sukun, Rabu, sekitar pukul 07.00 WITA.
Indra, saksi mata yang pertama kali menemukan korban, mengaku kaget melihat dinding rubuh. Dia melihat, ada tangan menjulur keluar di balik bongkahan dinding tanpa terlihat bagian kepala dan badannya.
Saat itu, Indra akan membuang air kencing di luar karena kamar mandi sedang dipakai mertuanya untuk mencuci pakaian. "Saya segera menghubungi tetangga yang kebetulan mencari anaknya yang hilang sejak semalam," kata Indra yang juga tetangga korban.
Ayah korban, Hargai, yang mendapat kabar dari Indra segera menuju tempat rubuhnya tembok yang berjarak belasan meter dari rumah kontrakannya. Hargai segera mengangkat pecahan dinding yang berupa bebatuan.
Di balik bongkahan dinding, dia mendapati anaknya sudah tidak bernyawa dengan luka parah di bagian kepala dan punggung. Menurut Hargai, anaknya diduga telah meninggal dunia sejak malam hari karena tidak mendapatkan pertolongan. Kebetulan lokasi tewasnya Arwan jauh dari keramaian sehingga tidak ada orang yang mengetahui ada kecelakaan.
Hargai mengatakan sudah mencari Arwan sejak Selasa malam (18/10) hingga Rabu dini hari jam 02.00 WITA termasuk ke tempat rental "Play Station". Bahkan pada pagi sehabis sholat Shubuh, Hargai mencari ke sekolah anaknya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya.
Saat ini, polisi sudah menangani kasus kematian Arwan dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Hargai mengaku ikhlas atas kepergian anak keempatnya dan dia menolak permintaan polisi untuk melakukan otopsi jenazah.
"Saya ikhlas dan tidak meminta kasus ini tidak diperpanjang," kata Hargai yang kesehariannya berjualan sayur mayur di Pasar Inpres Manonda.