Selasa 25 Oct 2011 14:39 WIB

Proyektil Masih Bersarang di Tubuh Korban Tiaka

REPUBLIKA.CO.ID,PALU--Sebuah proyektil yang bersarang di paha kanan, Zainuddin, seorang korban kerusuhan di ladang minyak Tiaka, Morowali, Sulawesi Tengah, hingga kini belum dikeluarkan. Padahal kasus tersebut telah menimpa korban sejak 22 Agustus 2011 lalu, kata Ahmad Pelor, salah seorang anggota tim advokasi masyarakat Tiaka, di Palu, Selasa. "Ini yang sangat kami sayangkan, kasusnya sudah dua bulan lebih tetapi proyektil dalam paha klien kami belum juga dikeluarkan," katanya.

Ahmad mengatakan, aparat kepolisian lebih memilih korban dimasukkan dalam rumah tahanan dibanding segera mengeluarkan proyektil yang bersarang di paha kanan Zainuddin. Menurut dia, kasus ini diketahui setelah kliennya tersebut selalu mengeluh nyeri pada paha kanan bagian atasnya, ternyata setelah diperiksa masih ada proyektik yang belum dikeluarkan dari tubuh korban. "Kami tahu hal ini setelah dilakukan pemeriksaan Senin kemarin. Hasil foto rontgen jelas sekali benda hitam masih bersarang di paha Zainuddin," kata Ahmad.

Dia mengatakan, Polda Sulawesi Tengah dan rumah sakit Bhayangkara Polda harus bertanggungjawab jika terdapat dampak negatif yang lebih besar akibat belum dikeluarkannya proyektil dari tubuh korban tersebut.

Ahmad menilai hal ini kelalaian bagi Polda dalam melindungi tersangka. "Informasi yang kami peroleh, peluru itu terlalu dalam sehingga harus dirujuk ke Makassar," katanya.

Ahmad yang juga anggota organisasi Jaringan Tambang rakyat (Jatam) itu mengatakan, belum diketahui pasti kapan kliennya akan dirujuk ke Makassar. Zainuddin adalah satu dari 21 tersangka dalam kasus kerusuhan Tiaka, pada 22 Agustus lalu. Zainuddin bersama 10 rekannya yang lain sempat ditahan di rumah tahanan Maesa Palu kurang lebih sebulan. Sementara lima rekannya yang ditahan di sel Polda Sulawesi Tengah serta empat tahanan lainnya ditangguhkan penahanannya karena masih di bawah umur.

Kerusuhan di ladang minyak Tiaka tersebut menewaskan dua warga akibat tertembak oleh polisi. Selain tewas, sejumlah warga lainnya juga menderita luka salah satunya koordinator aksi, Andri Sondeng, luka tembak di dada dan lengan.

Kerusuhan Tiaka tersebut meledak setelah puluhan warga dari Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali, berunjuk rasa ke lapangan minyak Tiaka. Mereka umumnya berasal dari warga Desa Kolobawa. Pengunjuk rasa itu menuntut janji-janji perusahaan atas pembangunan infrastruktur di desa mereka yang belum direalisasikan.

Akibat dibukanya Tiaka menjadi ladang minyak, masyarakat Kolobawa yang umumnya nelayan tersebut kehilangan mata pencaharian, sehingga sebagian dari mereka bekerja sebagai buruh tani sawit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement