REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ratusan warga di lereng barat dan kaki Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, panik berlarian meninggalkan rumah setelah menduga gunung tersebut meletus, Selasa petang (25/10).
Kepala Desa Kadindi A Wahab Ahmad, yang wilayahnya tidak jauh dari Gunung Tambora mengatakan, penduduk panik dan berlarian karena ada api di sekitar hutan. ''Itu kebakaran hutan, Warga panik dan berlarian karena menyangka Gunung Tambora meletus. Maklum sejak beberapa bulan lalu aktivitas gunung api yang masuk wilayah Kabupaten Bima dan Dompu itu meningkat," katanya.
Ia mengatakan, kawasan hutan yang terbakar terjadi di satu titik, namun karena kejadiannya menjelang malam tampak begitu membara dari kawasan pemukiman penduduk. Pemandangan ini membuat warga menyangka itu lahar Gunung Tambora.
Berawal dari teriakan warga Gunung Meletus", membuat penduduk sekitar ramai-ramai keluar rumah berlarian meninggalkan tempat tinggal mereka.
Namun, kata Wahab, untungnya tak ada warga yang cedera dan suasana bisa dikendalikan.
Ia menjelaskan, meski kobaran api sempat terlihat cukup besar, tetapi dalam waktu yang tidak begitu lama tampak mulai meredup dan bahkan di beberapa sudut sudah mulai padam.
Sementara beberapa warga di kawasan lereng barat gunung setinggi 2.850 di atas permukaan laut (dpl) itu menyebutkan bahwa mereka panik setelah mendapat informasi Gunung Tambora meletus dengan mengeluarkan lahar panas. Gunung Tambora yang berada di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, sejak dua bulan terakhir statusnya dinyatakan naik turun dari waspada ke siaga dan kini kembali ke waspada.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi Dinas Pertambangan dan Energi NTB Kun Dwi Santoso, mengatakan, sejak 10 Oktober 2011 aktivitas gunung yang pernah meletus dahsyat pada 1815 itu terdetesi mulai mereda.
Sehubungan dengan itu, lanjut dia, status gunung tersebut diturunkan dari siaga (level III) menjadi waspada (level II). Kun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, sebab suatu saat bisa saja terjadi peningkatan aktivitas yang tidak diinginkan.