REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA - Belasan ekor sapi di Dusun Awen, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali barat mati secara mendadak dalam berapa hari belakangan ini. Sebelum mati sapi mengalami gejala seperti gila bahkan mengamuk, tidak mau makan, lumpuh dan keluar buih dari mulutnya.
Nyoman Sinta (52), salah seorang peternak sapi mengatakan, dari lima ekor sapi yang dipeliharanya, satu ekor di antaranya mati mendadak. "Selain itu dua ekor lainnya yang mengalami gejala yang sama, saya khawatir kalau sapi ini juga mati," kata Sinta.
Sinta mengungkapkan, gejala aneh sapi piharaannya itu mulai tampak sekitar 15 hari lalu, di mana secara tiba-tiba mengamuk dan hampir mencelakai Nyoman Werni, istrinya.
Sinta bersama dengan tetangganya harus bersusah payah untuk menangkap sapi yang sempat lepas tersebut, namun sesaat setelah tertangkap justru mati.
Selain Sinta, sapi milik Kepala Dusun Awen, Gede Astawa juga mati mendadak, serta masih ada sapi milik Ketut Sudia di Lingkungan Mertasari, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana juga mengalami gejala yang sama.
Beberapa pemilik sapi yang mengalami gejala tersebut mengaku, terpaksa menjual sapinya dengan harga murah dari pada mati.
Berdasarkan keterangan Sinta, ia mendengar, gejala sapi seperti miliknya menyebar luas di Kabupaten Jembrana. Dari beberapa peternak, Made Sueca mengalami kerugian paling besar karena lima ekor sapinya mati mendadak.
"Gejalanya sebelum mati dari mulutnya keluar busa," kata Komang Dewi, isteri Sueca.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Kehutanan Dan Kelautan Jembrana, Nyoman Suastika saat dikonfirmas mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan adanya wabah sapi yang mati mendadak ini. "Tapi saya akan lakukan pengecekan dengan adanya informasi ini," katanya.