Jumat 28 Oct 2011 16:08 WIB

Upacara Sumpah Pemuda Makan Tumbal: Satu Meninggal

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Iwan Kurniawan (26), seorang peserta upacara pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, meninggal saat mengikuti prosesi itu, Jumat (28/10).

Kepala Seksi Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang Amirul Yasin mengatakan, Iwan Kurniawan yang berasal dari RT 14 RW 02 Desa Kademangan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang itu, meninggal ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA).

Awalnya, Iwan selaku perwakilan Karang Taruna Kabupaten Malang mengikuti upacara sejak pukul 07.30 WIB hingga pukul 08.15 WIB, kemudian ia bercerita kepada petugas jika dirinya mengalami pusing.

"Lalu kami dari tim PMI Kabupaten Malang meminta agar Iwan keluar dari barisan upacara, dan tidak melanjutkan prosesi upacara," katanya.

Setelah keluar dari barisan, kemudian ia muntah dan mengalami kejang-kejang, sehingga terpaksa dibawa oleh tim PMI ke Poliklinik Kabupaten Malang, lalu dirujuk ke RSSA. "Dalam perjalanan menuju RSSA itu, Iwan meninggal," kata Amirul.

Sementara itu, berdasarkan keterangan Kepala Poliklinik Kabupaten Malang, dr Johni Husodo, dari hasil rekam medis, Iwan menderita penyakit bawaan/keturunan.

 

"Dugaan memang Iwan mempunyai penyakit bawaan dari paman ataupun orang tua seperti penyakit asma," katanya.

Johni mengatakan, dalam istilah kedokteran, Iwan mempunyi kondisi jantung lemah, hal ini diakibatkan sering mengkonsumsi obat yang ada di luar rujukan dokter.

"Seharusnya, ia tidak boleh mengalami stres dan kelelahan, sebab bisa mengakibatkan jantungnya menjadi melambat, dan meninggal," katanya.

Sementara upacara yang diikuti sekitar 400 peserta tersebut, berjalan sesuai rencana, yakni berakhir sekitar pukul 11.00 WIB.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement