REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta--Puluhan orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Yogyakarta (FMY) mendatangi rumah penulis buku 'Gurita Cikeas', George Aditjondro, di Deresan, Catur Tunggal, Sleman. Sekitar 40-an orang berseragam hitam-hitam menempeli pintu dan jendela rumah di rumah nomor 5 RT 11/ RW 3 di jalan Cempaka dengan poster-poster bernada mengusir.
Selain menempeli poster-poster, massa yang marah juga menaburi beranda rumah dengan bunga mawar. Sebagai lambang pengusiran, sebuah tiket bus jurusan Yogyakarta-Semarang diberikan kepada ketua RT 3 Kampung Deresan. Poster-poster yang ditempel di pintu dan jendela antara lain, 'Mulutmu Harimaumu' dan 'Jaga mulutmu George, Kalau gak suka dengan Jogja dan Kratonnya, Silakan Minggattt!!’
Ketua RT, Suryanto mengatakan, pihaknya sempat kaget kampungnya didatangi massa berseragam bitam-hitam. Aditjondro sendiri tidak ada di rumah saat aksi tersebut berlangsung. Menurut Gimin, adik kandung pemilik rumah kontrakan, Aditjondro tidak terlihat di rumah beberapa hari ini. Penulis Gurita Cikeas itu sudah tinggal di rumah kontrakan milik Suminah sejak 4 tahun yang lalu. Aditjondro tinggal dirumah itu bersama istrinya.
"Meskipun sudah 4 tahun, dia (Aditjondro) tidak pernah 'srawung' dengan warga," kata ketua RT 3, Suryanto. Ia menambahkan, pihaknya akan menemui Aditjondro terkait kasus yang meresahkan warga ini. Selain memberikan tiket dari FMY, dia juga akan menanyakan sebab massa mendatangi rumahnya.
Aksi ini sebagai lanjutan setelah FMY melaporkan dosen Sosiologi salah satu universitas swasta di Yogya itu ke Polisi Daerah (Polda) DIY. Aditjondro dilaporkan setelah mengeluarkan statemen 'Kraton itu ya kera ditonton' dalam diskusi publik di UGM, Rabu lalu. FMY menuntut Aditjondro meminta maaf secara terbuka dalam waktu 2x24 jam. Jika tidak dipenuhi, FMY akan mengambil jalur hukum dan menuntut Aditjondro untuk mencemarkan nama baik dan tindakan tidak menyenangkan.