REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Musim panen buah rambutan tangkue di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, selama tiga bulan ke depan dipastikan dapat mendongkrak ekonomi petani.
"Warga kami saat ini merasa terbantu ekonomi dengan adanya panen rambutan tangkue itu," kata Camat Curugbitung, Edi Nuraedi, di Lebak, Selasa.
Ia mengatakan wilayah Kecamatan Curugbitung saat ini dibanjiri panen rambutan hingga Februari 2012. Sehingga, pendapatan petani setempat meningkat. Sebagian besar warga mengandalkan perekonomiannya dengan menjadi petani rambutan tangkue.
Budi daya tanaman hortikultura tersebut sudah puluhan tahun dan kini masih menjadi unggulan komoditas Curugbitung. Bahkan, rambutan tangkue diekspor ke Timur Tengah melalui agen di Tangerang dan Jakarta.
Saat ini jumlah areal tanam rambutan tangkue di Kecamatan Curugbitung mencapai 530 hektare. Hampir semua warga yang tersebar di sepuluh desa itu memiliki tanaman rambutan. Mereka menanam rambutan di kebun-kebun dan halaman rumah.
"Buah rambutan tangkue ini telah dipatenkan oleh balai sertifikasi benih unggulan di Bogor," katanya.
Rahmat, seorang petani di Kecamatan Maja, mengaku dirinya merasa terbantu dengan panenan rambutan tangkue. Dari hasil panen rambutan, dia bisa membangun rumah dan membeli perabotan rumah tangga.
Namun demikian, Rahmat mengaku musim panen rambutan 2011 tidak memuaskan akibat cuaca kemarau. Panen buahnya menjadi kurang begitu banyak. "Kami panen rambutan tahun ini sekitar Rp 18 juta dari 300 batang pohon dengan harga Rp 600 ribu per batang," katanya.