REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bentrokan di Kota Ambon kembali terjadi, antara Daerah Air Mata Cina dan Kolonel Pieters, Urubesing, pada Senin (12/12) malam.
Bentrokan tersebut diawali dengan perang dengan menggunakan petasan, lalu berkembang menjadi bom molotov, bom rakitan hingga menggunakan senja api berisi peluru tajam.
"Diawali lemparan petasan, bom molotov, bom rakitan bahkan ada korban luka karena terkena peluru tajam dari senjata api," kata Kepala Bidang Humas Polda Maluku, AKBP J Huwae, Selasa (13/12).
Huwae menjelaskan bentrokan tersebut disebabkan saling ejek antar masyarakat dua desa yang hanya dipisahkan dengan sebuah sungai tersebut. Kemudian terjadi bentrokan hingga menggunakan bom rakitan dan senjata api.
Polda Maluku telah menurunkan personel polisi sebanyak satu SSK (Satuan Setingkat Kompi) atau sekitar 100 orang personel untuk mengamankan daerah bentrokan. Polisi juga belum mengamankan warga yang diduga menjadi provokator dalam bentrokan tersebut.
"Belum ada yang diamankan, masih dalam penyelidikan. Motif bentrokan hanya diawali dari saling ejek saja. Tidak ada motif agama seperti yang terjadi dalam kerusuhan Ambon beberapa tahun lalu," tegasnya.