Kamis 15 Dec 2011 22:46 WIB

Kondisi Masih Tegang, Ambon Diguncang Bom

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON - Sebuah ledakan bom terdengar cukup keras menguncang kota Ambon, Kamis (15/12) petang, menyusul ketegangan akibat demonstrasi menyikapi tewasnya sopir angkot trayek Kudamati, Rivaldo Petta sejak Kamis pagi. Bom rakitan meledak di lahan kosong di kawasan Jl Soetomo namun tidak menimbulkan korban.

Serpihan bom yang diledakan oleh orang tidak dikenal itu mengenai tembok bangunan bengkel kendaraan yang dioperasikan di kawasan Jl Soetomo. Tim Gegana langsung diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP).

Ledakan ini tidak tampak memprovokasi masyarakat yang dalam kondisi tegang namun para PNS memilih pulang sebelum waktunya. Demikian pula aktivitas pendidikan, kurang optimal karena sebagian besar orang tua tidak mengizinkan anaknya pergi ke sekolah.

Ledakan bom ini tidak berdampak terhadap aksi masyarakat menutup jalan di sejumlah kawasan strategis seperti ledakan bom lalu. Ketegangan akibat demonstrasi keluarga dan rekan Rivaldo ke DPRD Kota Ambon maupun Mapolda Maluku itu pun tidak ada ruas jalan ditutup sebagaimana pertikaian antarwarga yang lalu.

Rivaldo Petta tewas di perempatan Jalan Toko Buku Simpang, Kota Ambon, Rabu (14/12) malam sekitar pukul 19.40 WIT. Menyusul kejadian itu terjadi pelemparan angkot, masing-masing dua unit di Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Rijali.

Para supir juga tidak mau masuk terminal Mardika, dan beralasan ada trauma konflik pada 1999 sehingga parkir di kawasan swalayan Citra.

Kondisi kota Ambon yang tegang ini juga dimanfaatkan para sopir angkot trayek Galala - Halong - Latta - Lateri - Passo - Negeri Lama - Nania - Hunuth - Waiheru untuk menaikkan tarif hingga Rp10.000 per penumpang.

Padahal SK Wali Kota Ambon untuk tarif angkot dari terminal Mardika - Galala - Halong - Latta - Lateri hanya Rp2.000 per penumpang, sedangkan Passo Rp2.200 per penumpang, Negeri Lama - Nania - Hunuth - Waiheru Rp3.000 per penumpang.

Sedangkan trayek "gunung" dari Batumeja melintasi Kayu Putih - Soya, kecamatan Sirimau - Hatalai - Naku - Kilang - Hukurila - Leahari - Rutong - Hutumuri - Wailiha - Passo dikenakan tarif Rp25.000 - Rp30.000 per penumpang.

Masyarakat mengharapkan Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy menginstruksikan Dinas perhubungan setempat untuk menertibkan tarif liar tersebut karena dikhawatirkan memicu pertikaian baru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement