REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Gerapan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menjamin proses penutupan dua lokalisasi di daerah tersebut bakal berjalan dengan tertib dan damai. Ansor menjamin penutupan lokalisasi tanpa ada pengerahan massa.
Ketua GP Ansor Tulungagung, Mubarok, mengatakan banyak pihak selama ini khawatir penutupan lokalisasi akan berlangsung ricuh. Demi meredam kekhawatiran tersebut, Ansor memastikan tidak akan menurunkan kekuatan paramiliter mereka (Banser) dalam kegiatan penutupan tersebut.
"Saya jamin penutupan lokalisasi akan berjalan damai tanpa ada pengerahan massa seperti di daerah lain. GP Ansor hanya akan menjadi bagian elemen masyarakat yang dilibatkan. Kami akan mematuhi ketentuan dari pemerintah," ujarnya.
Meskipun begitu, Mubarok meminta pihak pemerintah daerah agar tidak tidak menciptakan ruang yang bisa memicu terjadi konflik horizontal. Pemda harus konsisten menjalankan skema yang sudah disepakati seluruh elemen masyarakat.
Salah satunya adalah pemerintah daerah mesti mengintensifkan pelatihan kepada para pekerja seks komersial (PSK). Sehingga, mereka benar-benar terampil dan siap dilepas menjadi wirausahawan mandiri dengan batas akhir kesepakatan yaitu bulan Ramadan 2012 mendatang.
"Sekarang tinggal pemerintah yang harus konsisten menjalankan skema yang sudah dibuat untuk membuat terampil para PSK dan membimbing hingga siap mandiri. Setelah itu, masuk bulan Ramadhan 2012 mendatang seluruh aktivitas lokalisasi berhenti dan tidak buka lagi setelahnya," katanya.