Ahad 18 Dec 2011 15:44 WIB

TNI-AL Kerahkan Kapal Perang dan Helikopter Cari Korban Kapal Imigran Timteng

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Mabes TNI Angkatan Laut mengerahkan dua kapal perang dan satu helikopter untuk mendukung proses pencarian dan evakuasi korban kapal imigran Timur Tengah yang tenggelam di perairan Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menjawab ANTARA di Jakarta, Ahad (18/12), mengatakan dua kapal yang dikerahkan adalah KRI Untung Suropati-372 dan KRI Oswald Siahaan-354 dari Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

"Selain itu, kami kerahkan pula satu helikopter milik Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut," kata Laksamana Pertama Untung Suropati, menambahkan.

Hingga Ahad pagi, dikabarkan 33 orang dari 215 awak kapal sudah diketemukan dan ditampung sementara di gedung PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) di pelabuhan Prigi.

Penumpang kapal diperkirakan terdiri atas para imigran Timur Tengah yang berusaha menuju Australia. Di antara mereka diduga terdapat warga negara Afghanistan dan Turki.

Ratusan Belum Ditemukan

Hingga Minggu siang, dikabarkan ratusan penumpang masih belum ditemukan. Pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) Jatim menyatakan belum mengetahui kepastian jumlah penumpang karena tak mendapat manifes penumpang.

Namun disebutkan bahwa dari informasi para penumpang yang selamat disebutkan terdapat lebih dari 200 orang berada di atas kapal saat berangkat dari kawasan Timur Tengah sehari sebelumnya.

Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi menjadi penghambat utama dalam proses penyisiran dan evakuasi para korban.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengingatkan tim evakuasi korban kapal yang tenggelam di perairan selatan Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mewaspadai tingginya gelombang di perairan tersebut.

"Tinggi gelombang di perairan selatan Jawa Timur berkisar 0,5-2,5 meter dan berpeluang hujan deras. Kondisi ini cukup berbahaya untuk aktivitas pelayaran, utamanya untuk kapal kecil," kata prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo.

Eko Prasetyo mengatakan tinggi gelombang yang cenderung naik sebenarnya justru terjadi di perairan utara Jawa Timur (Jatim), yakni dari 0,3-1,3 meter menjadi 0,5-3 meter.

Namun demikian, kata Eko, karena di perairan utara dan selatan Jatim berpeluang hujan deras maka kondisi tersebut akan bisa berdampak terhadap kelancaran evakuasi korban.

Apalagi, arus perairan selatan Jatim, khususnya di selatan Pacitan-Trenggalek, saat ini berkisar 5-25 centimeter per detik, dengan arah dari barat ke timur dan sedikit yang mengarah ke selatan atau ke tengah laut lepas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement