REPUBLIKA.CO.ID, BIMA - Aktivitas pemerintah di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat hingga kini masih lumpuh menyusul terjadinya aksi perusakan rumah dan kantor pemerintah oleh warga terkait tragedi berdarah di Pelabuhan Sape, Sabtu (24/12).
Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Bima Aris Gunawan di Bima, Kamis (29/10) mengatakan, untuk memulihkan kembali roda pemerintahan dan kegiatan belajar mengajar di sekolah di Kecamatan Lambu itu pihaknya tengah berupaya mencari solusi bagaimana mengatasi hal tersebut.
"Setelah dibukanya blokade jalan di Kecamatan Lambu mulai Rabu(28/12) kami kini melakukan pendataan tenaga pemerintahan dan pengajar di kecamatan Lambu," ujarnya.
Ia menuturkan pula, pemerintah kecamatan sedang melakukan konsultasi dengan pemerintah atasan apakah pusat pemerintahan Kecamatan Lambu boleh dipindahkan sementara "Misalnya ke dalam Kota Bima atau di Kecamatan Sape," katanya.
Ia menambahkan, saat ini pegawai kecamatan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dikpora, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) dan guru-guru yang pengajar di Kecamatan Lambu, masih mengungsi setelah aksi perusakan rumah dan fasilitas milik pemerintah sebagai buntut dari insiden berdarah di Pelabuhan Sape Sabtu (24/12).
Pemkab Bima masih kesulitan melakukan pendataan karena kebanyakan pegawai terutama guru menyebar di seluruh kabupaten dan kota Bima. Data-data kepegawaian dan guru-guru terutama yang bertempat tinggal di Kecamatan Lambu ikut dibakar warga.
"Tapi di Dinas Dikpora pasti ada datanya, kita akan terus mencoba menghubunginya sebelum berakhir masa libur sekolah," katanya.
Ia mengatakan, insiden berdarah yang menewaskan dua orang warga itu untungnya terjadi saat libur sekolah. Jika tidak dapat dipastikan 50 sekolah dasar dan dua SMP serta satu SMA di kecamatan itu, terganggu proses kegiatan belajar mengajarnya (KBM).
Ia mengharapkan bagi guru-guru yang bukan warga Lambu untuk mengambil inisiatif sendiri untuk mengkomunikasikan kepada guru-guru lainnya agar tidak lagi takut pulang ke Lambu.
Situasi di Kecamatan Lambu sejak Rabu (28/12)sudah mulai kondusif. Bahkan dari keterangan yang berhasil dihimpum warga di kecamatan itu sudah tidak lagi menolak masuknya orang luar masuk Kecamatan Lambu.
Sejak Rabu sore (28/12) warga di Kecamatan Lambu yang memblokade jalan kecamatan sudah membuka jalan tersebut, selain karena sudah ada jaminan tidak akan ada penangkapan warga oleh polisi, juga mereka menyadari akibat blokade itu perekonomian di Kecamatan Lambu lumpuh selama empat hari terakhir.