REPUBLIKA.CO.ID, Kurangnya tenaga penyuluh agama di Kalimanten Tengah terutama di pelosok kecamatan, menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Tengah, H Djawahir Tantowi, Senin (9/1) memunculkan tantangan di lembaganya.
"Kebutuhan penyuluh agama masih kurang terutama di daerah yang jauh dari jangkauan, idealnya satu kecamatan ditangani tiga orang tenaga penyuluh," ujarnya.
Salah satu tantanga dari kekurangan tenaga penyuluh agama, dapat memicu kemunculan aliran dan pemahaman agama yang menyimpang. Untuk mengantisipasi, agar tidak terjadi aliran menyimpang karena kekurangan tenaga penyuluh agama, maka dilaksanakan program desa binaan.
Dengan adanya program tersebut, lebih bisa mengoptimalkan pembinaan keagamaan terhadap masyarakat yang mendapat bantuan dari Kementerian Agama RI.
Program desa binaan merupakan satu proyek percontohan, bekerja sama dengan Kanwil Kemenag dan pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan pembinaan umat beragama agar memahami ajaran agama. Tujuannya agar warga dapat melaksanakan amal ibadah sesuai dengan ajaran agama dan tidak jadi lahan subur untuk tumbuhnya paham menyimpang dan aliran radikal.
Selain itu agar SDM masyarakat meningkat sehingga kesejahteraan desa tertinggal atau yang dianggap desa tertinggal juga meningkat dengan didukung material untuk meningkatkannya.