REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Jajaran Polresta Pekanbaru, Provinsi Riau, tengah melakukan upaya pengejaran. Tapi, mereka kali ini memburu pelaku teror politik yang sosoknya masih misterius.
"Sebuah tim terus menyelidiki untuk mengungkapkan kasus ini. Mudah-mudahan terungkap secepatnya," kata Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes Adang Ginanjar, di Pekanbaru, Selasa.
Teror politik yang dimaksud ini antara lain upaya pembakaran rumah seorang Komisioner KPUD Kota Pekanbaru usai Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Walikota (Pilwakot). Adang mengatakan tidak ada kasus yang ditelusuri secara main-main. Begitu halnya dengan kejadian teror di Pekanbaru yang belum lama ini terjadi beberapa kali.
"Namun, sejauh ini kami belum dapat menjelaskan atau menyimpulkan modus dari aksi teror yang mengakibatkan kerusakan fasilitas milik korbannya," ujar dia.
Pasca PSU Pilkada Walikota Pekanbaru, aksi teror telah terjadi dua kali. Salah satunya adalah ancaman penembakan rumah Ketua Tim Koalisi Pasangan Setpina Primawati-Erizal Muluk, Muhammadun Royan, yang berada di Jalan Kenangan.
Aksi teror lainnya terjadi di dekat rumah salah satu Komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Pekanbaru, Makmur Hendrik, yang berada di Jalan Kandis. Rumah anggota komisioner tersebut menjadi korban percobaan aksi pembakaran. Malah sebuah mobil menjadi korban kerusakan dalam aksi teror tersebut.