REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI – Cuaca ekstrem yang terjadi tiga hari terakhir, membuat ratusan kendaraan truk menumpuk di Pelabuhan Penyeberangan Selat Sunda Bakauheni, Lampung Selatan, Rabu (25/1). Truk-truk ini belum bisa menyeberang lantaran kapal feri roll on roll off (roro) berkurang karena gelombang tinggi pada malam hari mencapai satu meter.
Kepala Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Bakauheni, Lampung, Yanus Lantenga, mengatakan pihaknya akan mengusahakan truk-truk yang menumpuk terangkut semua pada Rabu ini. “Penumpukkan truk kami harapkan pada hari ini terurai,” kata Yanus Lantenga kepada Republika di Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (25/1).
Ia mengatakan jumlah kapal feri yang beroperasi berkurang dari 26 kapal pada hari-hari sebelumnya menjadi 25 unit kapal. Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir, ungkap dia, mempengarungi alur pelayaran kapal penyeberangan di Selat Sunda. Dampaknya, kata dia, banyak truk yang sudah tiba di pelabuhan tidak sepenuhnya dapat terangkut karena kondisi keamanan kapal di laut.
Menurut Witari, supir truk asal Padang, dirinya sudah masuk pelabuhan sejak Selasa petang. Hingga malam belum bisa menyeberang karena truk menumpuk dan antrean masuk kapal di pelabuhan. “Gelombang memang tinggi kalau malam hari, mungkin kapalnya lambat,” ujar Witari yang ingin ke Bogor.