Senin 30 Jan 2012 07:08 WIB

Gelombang Perairan Papua Mencapai Tujuh Meter

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA --  

Tinggi gelombang perairan Papua mencapai tujuh meter. Hal ini menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK) Balai Besar Wilayah V Jayapura.

"Prakiraan cuaca Provinsi Papua berlaku selama 24 jam, mulai Senin sampai dengan Selasa (31/1) pukul 06.00 WIT," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Aly Muzayyin di Jayapura, Senin (30/1).

Dia menjelaskan, gelombang dengan tinggi 2,50 sampai dengan tujuh meter dapat terjadi di perairan Papua, selatan Merauke, Laut Arafuru dan Yos Sudarso.

Gelombang dengan tinggi 1,50 sampai dengan tiga meter dapat terjadi di perairan utara Papua (Samudra Pasifik Papua barat, Pasifik utara Biak, dan Pasifik utara Jayapura).

Dia mengatakan, cuaca di wilayah Papua diperkirakan di beberapa daerah akan turun hujan lokal pada malam hari.

Cuaca pada pagi dan siang hari diprediksi cerah berawan dengan suhu udara rata-rata 23-32 derajat celcius.

Angin di wilayah Kota Jayapura berpeluang berembus dari arah barat daya hingga barat laut berkecepatan antara 05 hingga 20 kilometer per jam.

Di sebagian wilayah Provinsi Papua Barat, cuaca diprakirakan turun hujan lokal dan hujan pada malam hari.

Menyinggung perubahan cuaca yang tidak menentu, dia memperkirakan, hal itu pengaruh tekanan rendah di perairan utara Australia dan Samudra Pasifik.

"Kondisi itu memengaruhi pembentukan daerah pertemuan angin yang memanjang di Laut Jawa serta dari Laut Banda hingga Laut Arafuru," ujarnya.

Kondisi itu, kata dia, juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan awan hujan yang semakin meningkat di wilayah timur dan barat laut serta perairan utara Papua.

Selain itu, ujar Aly Muzayyin, kelembaban udara yang cukup besar dan suhu muka laut masih hangat juga memberikan dukungan terhadap pertumbuhan awan hujan.

Dia mengatakan, topografi Papua yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik serta arah angin dari Laut Filipina menjadi salah satu penyebab perubahan cuaca, seperti pembentukan awan dan hujan yang begitu cepat di Papua sehingga pihaknya terkadang sulit memprediksinya.

Ia mengimbau, para nelayan dan masyarakat yang ingin menggunakan tranportasi laut dan udara lebih sering memperhatikan informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement