Rabu 01 Feb 2012 20:05 WIB

Gadis 9 Tahun Jadi Korban Pencabulan Ayah Tiri

Rep: Agus Raharjo/ Red: Djibril Muhammad
Pencabulan (ilustrasi)
Foto: bhasafm.com
Pencabulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Gadis 9 tahun itu terlihat polos berada di Kantor Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sleman. Gadis berinisial SL, warga Balecatur, Gamping itu adalah korban pencabulan dari orang yang seharusnya menjadi pengayomnya. Sang pelaku, Darwin, tidak lain ayah tirinya sendiri.

Tak tanggung-tanggung, SL mengaku telah dipaksa melayani ayah tirinya sendiri sebanyak 5 kali. Terakhir, SL dipaksa menggantikan peran sang ibu pada Minggu (30/1) malam. Keesokan harinya, SL mengaku mengalami kesakitan saat buang air kecil. Nenek korban, Kasiem yang mengetahui hal itu langsung membawa SL ke mantri kesehatan setempat. Dari situlah awal terkuaknya kisah Ayah biadab itu.

Ibu Dukuh setempat, Yustina Dewi Mulyati mengungkapkan, setelah diperiksa, ternyata ada bekas cairan sperma dan bulu rambut di kemaluan korban. Lalu setelah menanyai SL, ternyata korban mengatakan bahwa dia diancam ayahnya untuk melakukan perbuatan itu.

Kalau tidak bersedia melakukan perbuatan itu, korban akan dipukuli. Dan baru semalam, korban dicabuli oleh ayah tirinya di tempat tidur.

Lantas, warga yang geram dengan perbuatan pelaku sepakat untuk melaporkan kejadian itu ke Polsek Gamping. Dari Polsek Gamping, kasus ini dirujuk untuk dilaporkan ke Polres Sleman, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). "Laporan ini atas kesepakatan warga," kata Yustina saat ditemui wartawan, Rabu (1/2).

Warga merasa kasihan kepada korban, pasalnya ibu korban, Surdiyah (27th) tengah mengalami stres berat dan agak linglung sejak lama. Ibu korban adalah seorang pemulung, terkadang korban juga diajak ikut jadi pemulung. Dulu, cerita Yustina, korban pernah mengenyam sekolah hingga kelas tiga Sekolah Dasar (SD). "Namun sekarang sudah tidak sekolah," kata Yustina.

Yustina menambahkan, SL merupakan anak yang cerdas dan periang. Namun, sejak kejadian yang menimpanya, dia menjadi pendiam. Suripto, Ketua RT setempat mengungkapkan, warga Balecatur berharap pelaku diusir dari kampung mereka. Pasalnya, warga khawatir kejadian ini akan merembet pada anak-anak yang lain. "Kita juga minta pelaku segera diproses hukum," kata dia di kantor Unit PPA, Sleman.

Hal itu dikuatkan pengakuan Yustina yang sering melihat kebiasaan aneh anak-anak yang sering main ke rumah pelaku. "Mereka masih kecil -kecil, kalau main sering menempel-nempelkan kemaluannya ke kemaluan teman ceweknya," terang Yustina. Pelaku yang masih ayah tiri korban, Darwin, adalah warga Kadipiro, Wirobrajan, Yogyakarta. Saat ini pelaku masih dalam pengejaran polisi.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal, Ajun Komisaris Polisi Widi Saputro melalui Kepala Unit PPA, Inspektur Satu Eko Mei mengatakan, pihaknya masih memeriksa keterangan korban dan saksi. "Kita masih melengkapi keterangan saksi-saksi," kata dia.

Namun, dari keterangan yang diperoleh polisi, pelaku sudah dapat ditetapkan sebagai tersangka. Dari keterangan saksi-saksi ini, akan dilakukan penangkapan besok. Dari keterangan saksi, ada kemungkinan pelaku sudah melarikan diri. "Akan kita lakukan pengejaran pada pelaku," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement