REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK SIKAPING -- Sejumlah warga Kecamatan Simpati Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang menjadi korban banjir bandang mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka mulai membersihkan rumahnya dari tumpukan material kayu, batu dan lumpur.
"Kami mulai membersihkan rumah karena jika tidak dimana lagi kami akan tinggal," kata salah seorang korban banjir bandang, Ali (45).
Lumpur yang tebal serta kayu berdiameter cukup besar membuat warga sedikit kesulitan membersihkan rumahnya. Warga membersihkan rumah mereka menggunakan peralatan seadanya, seperti parang, sapu dan ember.
"Kita juga menggunakan mesin pemotong kayu dan parang untuk memotong kayu. Selain itu, juga menggunakan sapu, ember dan lainnya untuk membuang lumpur," kata warga lainnya, Adrian (40).
Menurut dia, warga mulai membersihkan rumahnya masing-masing dari genangan lumpur dan tumpukan kayu sejak dua hari pascabanjir bandang yang menghantam Kecamatan Simpati.
Kendati demikian, warga masih khawatir jika banjir kembali datang karena hujan terus mengguyur Kecamatan Simpati setiap harinya.
"Kami membersihkan rumah mulai dari pagi sampai siang, sebab kalau sore hari hujan kembali turun. Agar merasa nyaman dan aman, kami menginap di tempat saudara dan sebagian di tempat pengungsian di SMP 1 Simpati," kata Ali.
Banjir bandang menghantam Kecamatan Simpati dan Tigo Nagari pada Rabu (22/2) sekitar pukul 18.15 WIB merusak sekitar 174 rumah penduduk, enam rumah ibadah dan 13 jembatan putus.
Sekitar 221 hektare sawah dan kebun rusak, empat los unit pasar Simpang rusak berat, satu unit Puskesmas pembantu rusak, 500 meter jalan kabupaten rusak dan 1.200 meter jalan negara juga rusak.