Selasa 28 Feb 2012 04:00 WIB

Warga Ramai-Ramai Usir Kapal Timah Swasta

REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN -- erasa terganggu dengan aktivitas sebuah kapal timah swasta, warga sebuah dusun di Kecamatan Kundur Barat, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, meminta Administrator Pelabuhan setempat mengusir kapal timah swasta yang beraktivitas di perairan dalam jarak satu mil dari pantai Teluk Dalam, Desa Kundur.

"Warga Dusun IV Desa Kundur meminta Adpel mengusir kapal timah swasta yang diduga bernama Mitra Kul dari perairan pantai Teluk Dalam. Kalau tidak, akan beramai-ramai ke laut untuk mengusir kapal itu malam ini juga," kata tokoh masyarakat Kundur Raja Zuriantiaz via telepon, Senin malam.

Hingga berita ini dibuat, puluhan warga Dusun IV Desa Kundur masih berkumpul di pinggir pantai Teluk Dalam dan bersiap-siap turun ke laut jika kapal isap timah tersebut tidak pindah dari perairan tersebut.

"Warga menuntut agar kapal tersebut tidak lagi di perairan tersebut sampai besok, kalau tidak warga akan menduduki kapal dan meminta aktivitas kapal tersebut dihentikan," katanya menegaskan.

Menurut dia, warga belum ke laut setelah mendengar dan melihat posisi kapal yang bergerak keluar dari jarak satu mil dari pantai. Namun, demikian warga berharap kapal tersebut tidak kembali ke lokasi perairan tersebut karena mengganggu zona tangkap ikan tradisional.

"Keberadaan kapal timah yang kami duga milik PT PIM itu meresahkan warga. Tidak hanya mengganggu hajat hidup nelayan, tetapi juga mengganggu hajat hidup warga Dusun IV. Makanya mereka protes dan meminta agar kapal tersebut pindah dari perairan tersebut," ucapnya.

Zuriantiaz mempertanyakan fungsi pengawasan dari Dinas Pertambangan dan Energi Karimun karena aktivitas kapal isap timah itu berada pada zona tangkap ikan nelayan tradisional dan berdekatan dengan bibir pantai.

"Ini sudah keterlaluan, aktivitas kapal isap timah swasta telah melanggar undang-undang yang mengatur zona tangkap ikan. Dampak dari keberadaan kapal timah itu adalah ikan-ikan sulit didapat karena air laut berubah menjadi keruh akibat kegiatan penambangan, yang paling merasakan dampak itu adalah nelayan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement