REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA - Mahasiswa Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengumpulkan 1.000 tanda tangan warga masyarakat sebagai simbol penolakan rencana penaikan harga bahan bakar minyak.
"Pengumpulan 1.000 tanda tangan sebagai bentuk penolakan dengan rencana penaikan harga BBM oleh pemerintah," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Palangkaraya (Unpar) Evandi.
Dijelaskannya tujuan dari pengumpulan agar pemerintah mengetahui seluruh lapisan masyarakat tidak menyetujui penaikan BBM sehingga harus membatalkan rencana tersebut.
Kegiatan ini akan berlangsung hingga 12 Maret yang akan dilanjutkan dengan aksi damai pada 13 Maret dimulai pukul 09.00 WIB dengan mengambil rute dari Bundaran Besar menuju depan kantor DPRD Provinsi Kalteng.
Diungkapkannya, aksi damai nantinya tidak hanya dari kalangan mahasiswa Unpar saja, namun seluruh anggota BEM dari berbagai universitas di Palangka Raya juga serentak melakukan aksi serupa.
BEM Unpar sejak awal tidak menyetujui kenaikan BBM, karena kalangan bawah akan kesulitan danberdampak pada kenaikan sembilan bahan pokok (sembako).
Menurutnya, jika alasan pemerintah untuk menaikan harga BBM, karena terjadinya kenaikan harga minyak dunia, justru Indonesia diuntungkan dengan lantaran merupakan salah satu produsen minyak di dunia.