Senin 12 Mar 2012 01:08 WIB

Banyak Dirobohkan, Medan tak Ramah Bangunan Bersejarah

Kota Medan dilihat dari udara/ilustrasi
Foto: Blogspot
Kota Medan dilihat dari udara/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN---Kota Medan dinilai tidak ramah terhadap bangunan-bangunan bersejarah karena relatif banyak bangunan peninggalan masa lalu yang dirobohkan.

 

"Medan terancam kehilangan identitas seiring dengan banyaknya bangunan-bangunan bersejarah yang dirobohkan menjadi bangunan baru maupun yang beralih fungsi, sementara sebagian lagi masih berdiri namun tanpa perawatan" kata sejarawan Universitas Negeri Medan, Erond Damanik.

Ia mengatakan bahwa keunikan suatu bangunan bersejarah di Kota Medan adalah replika bangunan Eropa pada abad XIX. Medan dahulu disebut sebagai "Paris van of Sumatra" karena bangunannya merupakan replika peradaban Eropa yang bergaya Prancis.

Ditambah lagi pusat kota yang dibangun dengan sengaja oleh bangsa kolonial yang hampir mirip dengan peradaban kota-kota di Eropa.

Di pusat kota terdapat ruang terbuka yang ditanami pohon trembesi yang dibawa dengan sengaja oleh Belanda dari Amerika Latin.

Terdapat ratusan bangunan bersejarah di Kota Medan, termasuk bangunan yang harus dilindungi, namun sayang lebih dari 40 persen di antaranya sudah dihancurkan oleh pengembang dan berganti dengan bangunan baru.

Ia mencontohkan bangunan Kantor Bupati Deli Serdang di samping Kantor Badan Pertanahan Tingkat I Sumatera Utara dan bangunan Bank South East Asia di Jalan Pemuda yang sudah dihancurkan.

Berbagai penghancuran telah dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab pada bangunan bersejarah. Hal ini juga membuktikan bahwa pemerintah lebih mengutamakan kepentingan modal daripada sejarah bangsanya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah hanya menganggap bangunan itu sekadar bangunan tua yang tidak menguntungkan dibanding dengan bangunan baru yang megah dan elite.

"Padahal kalau saja bangunan tersebut dimanfaatkan sebagai objek wisata mungkin bisa mengalahkan bangunan modern tersebut, seperti halnya yang dilakukan negera-negara di Eropa," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement