Senin 04 Jul 2022 06:53 WIB

Presiden Uzbekistan: Tidak Ada Korban Jiwa Dalam Bentrokan Polisi dan Sipil

Pengunjuk rasa di Uzbekistan melempar batu, menyalakan api dan menyerang polisi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengatakan tidak ada korban jiwa diantara bentrokan antara sipil dengan pihak berwenang dalam unjuk rasa yang terjadi terjadi di Provinsi Karakalpakstan.
Foto: EPA-EFE/UZBEKISTAN PRESIDENT PRESS SERVICE
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengatakan tidak ada korban jiwa diantara bentrokan antara sipil dengan pihak berwenang dalam unjuk rasa yang terjadi terjadi di Provinsi Karakalpakstan.

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengatakan tidak ada korban jiwa diantara bentrokan antara sipil dengan pihak berwenang dalam unjuk rasa yang terjadi terjadi di negara itu. Demonstrasi digelar di Provinsi Karakalpakstan.

Dalam unggahannya di media sosial Mirziyoyev mengatakan perusuh melakukan "aksi destruktif" di Kota Nukus. Menurutnya pengunjuk rasa melempar batu, menyalakan api dan menyerang polisi.

"Sayangnya terdapat korban diantara sipil dan petugas pihak berwenang," katanya, Ahad (3/7/2022).

Dalam pernyataannya ia tidak mengungkapkan angka korban luka dan penyebabnya. Uzbekistan merupakan negara Asia Tengah yang sangat ketat peraturan. Bekas negara Uni Soviet itu menekan setiap bentuk pembangkangan.

"Terdapat laporan yang terkonfirmasi personel keamanan menggunakan kekuatan berlebih dalam unjuk rasa pada 1 Juli di Nukus," cicit Direktur Human Right Watch untuk Eropa dan Asia Tengah Hugh Williamson di Twitter.

Ia mendorong penyelidikan lebih lanjut. Kementerian Luar Negeri Kazakhstan mengatakan prihatin dengan peristiwa di negara tetangganya itu. Pada awal Januari lalu pemerintah Kazakhstan juga menggilas unjuk rasa.

"Kami menyambut baik dan mendukung keputusan pemimpin tinggi Uzbekistan untuk menstabilkan situasi di Republik Karakalpakstan," kata Kementerian Luar Negeri Kazakhstan dalam pernyataannya.

Pada Sabtu (2/7/2022) lalu Mirziyoyev mengatakan setelah unjuk rasa pecah ia memundurkan rencana memberikan otonomi daerah pada provinsi itu. Dalam pernyataannya ia mengatakan rencana itu ia mulai pada Jumat (1/7/2022).

Baca juga : Steve Jobs Dianugerahi Penghargaan Anumerta Tertinggi oleh Biden

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement