REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara adab buang hajat adalah dengan membaca doa. Ada pula perkara-perkara lain yang dianjurkan yang bagian dari adab buang hajat.
Abdul Qadir Muhammad Manshur dalam kitab Panduan Shalat An-Nisaa menjabarkan doa memasuki toilet.
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
"Bimillahi allahumma inni audzubika minal-khubtsi wal-khabaits,".
Yang artinya, "Dengan nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan perempuan,".
Sayyidina Ali pernah meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, "Sitrun maa bainal-jinna wa auraatin bani Adam idza dakhala ahadukum al-khalaa-a an yaqula bismillahi,". Yang artinya, "Penghalang antara jin dengan aurat Bani Adam ketika seorang dari kalian memasuki kamar kecil adalah ucapannya, 'Bismillah',".
Selain membaca doa, umat Islam juga dianjurkan untuk mendahulukan kaki kiri saat masuk ke toilet. Karena dia melangkah menuju ke tempat yang tidak mulia. Secara umum, Rasulullah SAW mengajarkan untuk mendahulukan yang kanan dalam semua yang mulia dan mendahulukan yang kiri dalam semua yang tidak mulia.
Dianjurkan pula untuk tidak mengangkat pakaian sampai dekat dengan tanah. Anas berkata, "Apabila Nabi ingin membuang hajat, beliau tidak mengangkat pakaian beliau sampai dekat dengan tanah,". Disarankan bagi umat Islam untuk duduk dengan bersandar pada sisi kiri. Sebab yang demikian itu lebih memudahkan keluarnya kotoran.
Setalah membuang hajat, adab selanjutnya adalah keluar dari toilet dengan mendahulukan kaki kanan seraya mengucapkan doa,
غُفْرَانَكَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الأَذَى وَعَافَانِي
"Ghufranakal hamdulillahhilladzi adzhaba anniyl-adza wa aafaniy,".
Yang artinya, "(Aku memohon) ampunan-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dari perutku dan menyehatkanku,".