Komisi X Dorong Kemenparekraf Jaga Tren Peningkatan Pariwisata dan Ekraf

Diharapkan tren peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus dijaga

Senin , 04 Jul 2022, 14:34 WIB
 Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf Macan Effendi mendorong agar tren positif pariwisata dan ekraf terus dijaga pada tahun-tahun berikutnya.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf Macan Effendi mendorong agar tren positif pariwisata dan ekraf terus dijaga pada tahun-tahun berikutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi X DPR mengapresiasi kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam melakukan peningkatan di sektornya. Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf Macan Effendi mendorong agar tren positif tersebut terus dijaga pada tahun-tahun berikutnya.

Pihaknya ingin tren peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus dijaga dan ditingkatkan, terutama dalam empat hal. Pertama, performansi kunjungan wisatawan mancanegara, di mana per 19 Juni 2022 mencapai 603.358 kunjungan.

Baca Juga

"B, ekspor ekraf (ekonomi kreatif) di mana triwulan I tahun 2022 tumbuh sebesar 56,61 persen," ujar Dede dalam rapat kerja dengan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, Senin (4/7/2022).

Selanjutnya, kontribusi ekspor ekonomi kreatif terhadap non-migas pada triwulan I tahun 2022 sebesar 13,20 persen. Terakhir, adalah menjaga dan meningkatkan Travel and Tourism Development Index pada 2020, di mana saat ini mencapai peringkat 32 dari 117 negara.

"Komisi X DPR RI mendorong Kemenparekraf/Baparekraf RI agar terus menjaga kecenderungan, tren peningkatan dalam upaya pemulihan parekraf," ujar Dede.

Dalam mendukung upaya akselerasi pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif, Komisi X menekankan tiga hal. Pertama, Kemenparekraf agar melakukan kajian terhadap perubahan perilaku wisatawan di tengah masa pandemi Covid-19 dan pelonggaran kebijakan.

Kedua, Kemeparekraf agar berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. Antara lain dalam hal biaya transportasi ke destinasi wisata yang masih mahal dan terbatasnya infrastruktur pariwisata di destinasi yang ada di daerah.

"Kemenparekraf/Baparekraf RI harus memiliki big data parekraf, khususnya yang mendesak saat ini, yaitu data pelaku parekraf yang terdampak langsung pandemi Covid-19 dan data pelaku parekraf yang mulai atau bisa bangkit dari pandemi ini," ujar politikus Partai Demokrat itu.